Hampir 4 tahun lalu Gunung Kelud meletus. Gunung bernama  kuno Gunung Kampud ini meletus dahsyat, Kamis 13 Pebruari 2014, sekira  pukul 22.50 WIB. (Lihat artikel Kelud Meletus).Â
Berjuta-juta material padat dan gas disemburkan Dar lohi perut bumi dilontarkan ke angkasa. Material-material berat  (batu, kerikil dan pasir) jatuh  kembali di sekitar Gunung Kelud. Tapi debu dan abunya terbawa angin melanda hampir seluruh Pulau Jawa. Bunyi Petir gemuruh dengan kilatan-kilatan menyilaukan berkali-kali menyalak di atas Kelud.
Masyarakat di sekitar lereng dan kaki Gunung Kelud tentu sangat was was dengan peristiwa ini. Selain bahaya secara fisik, masyarakat Kediri dan sekitaranya juga selalu terngiang  dengan sapatha (semacam kutukan) dari Lembu Sura (tokoh legenda).  Yen Kelud mbledos. Kediri dadi kali, Blitar dadi latar.  Tulungagung dadi Kedung. Bila Kelud meletus, Kediri akan jadi sungai. Blitar akan rata dengan tanah. Tulungagung akan tenggelam jadi danau! Sungguh menyeramkan.
Begitulah, walau tanpa ada kutukan pun, letusan dahsyat kelud memang  menimbulkan begitu banyak pengorbanan bagi warga, terutama di Kediri dan Ngantang, Malang. Blitar kala itu terdampak tapi tidak seberapa..Â
Walau dibatasi hanya sampai jarak 3 kilometer dari Puncak Kelud,  siang itu saya dan istri melihat wajah Gunung Kelud yang berubah total dari sebelumnya. Seperti baru saja kejatuhan BOM! Bukit-bukit kering kerontang. Kayu-kayu kering dan  meranggas. Bentang alam dipenuhi pasir dan debu.
Ya, di hari Minggu 9 Maret 2014 itu  ke-2  Wisata Gunung Kelud  resmi dibuka kembali untuk umum. Tiket masuk tidak ada perubahan. Masih 10ribu rupiah. Hanya motor yang diijinkan naik mendekati puncak.Â
Pengunjung bermobil harus memarkir kendaraan  di area depan Museum Kelud. Untuk menuju kawasan puncak, sudah disiapkan Shuttle Car. Sejenis Pick Up yang sudah dimodifikasi. Setiap 20 menit, mobil shuttle ini mondar- mandir mengangkuti pengunjung.  Inipun tidak sampai lokasi teratas (dekat puncak). Untuk mendekati area yang diijinkan (3 kilometer dari puncak) harus oper Ojek. Biaya totalnya (tiket+shuttle+ojek) sekitar 35 ribu.
Seiring perjalanan waktu. Dimulailah pekerjaan-pekerjaan perbaikan infrastruktur menuju puncak Gunung Kelud.  Akhirnya, dalam waktu setengah tahun berikutnya,  Wisata Gunung Kelud dibuka secara total. Ini  memutar kembali roda ekonomi masyarakat. Warga terdampak yang sebagian adalah pertani/ peladang  mulai beraktifitas di sektor wisata.Â
Ada belasan tukang parkir. Puluhan Tukang Ojek pun siap mengangkuti pengunjung. Warung-warung yang dikelola warga sekitar juga mulai mengeliat.  Ini juga tak lepas dari diturunkannya status Kelud menjadi siaga dan perbaikan rumah rusak akibat letusan  Kelud telah tertangani dengan baik secara keseluruhan.
Wajah Kelud 2018