Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Eksotiknya Pantai Banyu Tibo, Pacitan

23 Juni 2017   04:52 Diperbarui: 24 Juni 2017   01:14 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang tak begitu terik. Saya melaju di tengah kota Wonosari, Gunung Kidul menuju ke Pacitan. Jalan di tengah kota begitu mulus dan lebar. Tak begitu padat kendaraan.  Begitu juga jalur yang menuju luar kota, nampaknya baru dilebarkan dan diaspal ulang, sehingga nyaman untuk berkendara. Hanya mendekati Pracimantoro, ada proyek  JalurLingkar Selatan (JLS) yang sedang dikebut. 

Kanan kiri jalan lama dilebarkan. Di beberapa titik ada lintasan-lintasan baru. Lebarnya lebih dari 10 meter. Otomatis, sepanjang 5 kilometer menuju Pracimantoro, kendaraan harus berjalan pelan lantaran terbatasnya pandangan akibat debu beterbangan. Namun, selepas Pracimantoro, Wonogiri dan Giribelah, jalur kembali mulus dan lengang sehingga kendaraan dapat dipacu lebih cepat. Akhirnya setelah hampir dua jam sampai juga di pinggiran selatan Kabupaten Pacitan.

Semula akan langsung menuju pusat  kota Pacitan lalu dilanjutkan ke Trenggalek-Tulungangung-Kediri-Pasuruan. Lantaran hari masih belum gelap, perjalanan pulang pun "dibelokkan". Tujuannya ke Pantai Klayar. 

Jalan menuju ke pantai ini searah menuju ke Goa Gong. Jalannya sudah mulus dan lebar. Beda dengan 2 tahun lalu. Tapi, begitu tiba di sebuah pertigaan, ada papan penunjuk ke pantai baru yang dulu belum sempat dikunjungi. Akhirnya, diputuskan tidak jadi ke Klayar tapi mengikuti papan penunjuk sederhana itu. Arahnya ke Pantai Banyu Tibo. Nama asing yang bikin penasaran. 

Tak sampai setengah jam akhirnya tiba di sebuah pertigaan,  tepat saat hujan turun rintik-rintik. Sebuah banner besar bertuliskan "Selamat Datang di Pantai  Bayu Tibo" terpasang kokoh di pinggir jalan. Kendaraan pun menepi. Bertanya dan benar ini adalah pintu masuk ke Pantai Banyu Tibo. Tapi, jalan masuk menuju pantai ini sempit. 

Cukup untuk satu kendaraan. Jadi harus bergantian. Anak-anak muda (Karang Taruna) dari Desa Widoro, kecamatan Donorojo ini sudah siaga. Selain menjual tiket juga mengendalikan arus keluar masuk kendaraan dengan handy talky.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sambil menunggu, kami konfirmasi ke anak-anak muda pengelola itu arti Banyu Tibo. Ternyata benar. Banyu dalam bahasa Jawa artinya Air. Tibo artinya jatuh. Jadi Banyu Tibo artinya air yang jatuh. Ya.. semacam air terjun begitulah. Tapi yang bikin penasaran. Kok jatuhnya ke pantai.

Setelah menunggu sejenak, akhirnya kami diijinkan masuk menuju pantai, Lewat jalan sempit membelah kampung dan kebun. Jalanan disemen seadanya. Licin juga kayaknya. 

Tak sampai sepuluh menit, setelah menurun tajam dengan jurang di kiri jalan,  tiba di sebuah pelataran sempit  Ada sekitar 5 kendaraan roda empat dan puluhan motor parkir. Petugas pakir lumayan kerja keras mengarahkan parkir agar tidak menghalangi kendaraan yang akan keluar masuk. Begitu turun dari kendaraan, di depan sana sebuah  cekungan tebing dan pantai lepas dengan ombak besar.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Unik dan Eksotik

Sambil berjalan, sesekali berjingkat karena jalan becek, saya mulai mendekati cekungan tebing. Wow... pemandangannya keren. Pantainya unik dan eksotik. Tidak seperti pantai lain yang memiliki garis pantai yang landai dan panjang.  Ini sangat berbeda. Pantainya ada di bawah cekungan tebing. Tentu saja pantainya sempit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun