[caption id="attachment_292666" align="aligncenter" width="500" caption="Bu Suminar, pencipta motif Batik Garuda Muka"][/caption]
Yogyakarta dan Solo, sangat lekat dengan Batik. Yogya punya motif batik yang tegas, formal, patuh dan setia pada pakem. Batik Solo didominasi warna coklat sogan kekuningan. Dibanding Yogya, "gaya" Solo lebih luwes dan variatif serta aneka warna. Keduanya disebut Batik Keraton. Namun ada pula Batik Pantai Utara. Ini dijumpai di Pesisir Utara Laut Jawa seperti Cirebon, Pekalongan, Semarang sampai Tuban. Batik dari kawasan ini lebih bervariasi lagi. Bahkan Madura dan Sidoarjo pun punya motif Batik yang khas. Bolleches Tak mau kalah dengan karya batik daerah lain, Bu Suminar terlecut untuk ikut menciptakan motif Batik khas Kediri. Dengan segenap kemampuannya, Ibu yang sudah menekuni usaha Batik dan garmen sejak tahun 1980 ini mencaridan menciptakan motif-motif baru. Setelah menggali dari sisi sejarah Kediri, peninggalan arkeologis, serta perkembangan masyarakat, akhirnya lahir Busana Kediren, berupa Batik Bolleches dengan nama Garuda Muka. Menurut Bu Suminar, “Batik Bolleches” (bahasa Belanda) artinya kumpulan titik-titik / bola-bola kecil yang diaplikasikan dengan Bunga Tertentu / Motif Legenda Tertentu. Motif utama yang ditampilkan dalam Batik Suminar adalah gambar Burung Garuda. Dalam kajian sejarah, Burung Garuda sering disebut sebagai Garuda Muka, kendaraan Dewa Wisnu. Ada pula yang menyebut, Garuda Muka (Garuda Mukha) adalah Lambang Kerajaan Airlangga. [caption id="attachment_292667" align="aligncenter" width="500" caption="Garuda Muka Teratai Mekar (dok pribadi)"]
Batik Garuda Muka, kreasi Bu Suminar sungguh perlu diapreasi. Selain keberanian dalam mengangkat motif baru yang belum pernah dikenal, buah tangannya memang sangat menawan. Perpaduan gambar garuda dengan lekukan garis-garis, sulur-suluran serta titik-titiknya begitu luwes. Warna-warna batiknya pun sangat variatif. Tak heran, saat ini Batik Suminar dikenal sebagai salah satu souvenir khas Kediri. Tak kurang dari 12 motif Batik Garuda Muka yang sudah diciptakan oleh Bu Suminar dan keluarganya. Ada motif Garuda Muka Teratai Mekar, Garuda Muka Mukti, Garuda Muka Ukel, Garuda Muka Ukel serta Garuda Muka Liris. Kesemuanya menampilkan Burung Garuda sebagai ikon utamanya. Perbedaan ada kepakan sayap garuda dan point of view serta variasi bunga dan sulurnya.
Motif Garuda Muka Sekar Jagad, adalah motif ekspresif seorang Suminar yang begitu bangga dengan Kediri. Selain menampilkan sosok garuda, di Batik ini ada gambar kotak-kotak yang mewakili bentuk Tahu (Kediri penghasil Tahu Takwa). Ada pula bulatan-bulatan sebagai penggambaran Gethuk (Kediri penghasil Gethuk Pisang). Kreatif dan khas! Batik Simpang Lima Tidak melulu bermotif garuda, Suminar juga menciptakan motif yang mengangkat Ikon Kabupaten Kediri: Simpang Lima Gumul yang mirip Arch de Triomph. Selain itu, banyak pula motif yang terinspirasi daun-daun yang sering dijumpai di pekarangan rumah pedesaan. Semisal daun Ketela dan Pepaya. Begitu ditorehkan di atas kain, ternyata motif-motif batik itu begitu luar biasa. [caption id="attachment_292671" align="aligncenter" width="500" caption="Batik Simpang Lima Gumul"]
Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, tiap hari di Workshop dan Show Room-nya, Jl. KH Dewantoro 74 Sekoto, Badas Pare, Kediri, Bu Suminar memproduksi Batik khas-nya dibantu beberapa warga sekitar. Ada yang Batik Tulis, Semi Printing dan Printing. Harganya mulai puluhan sampai ratusan ribu. Untuk memperluas pemasaran dan memperkenalkan koleksinya, Bu Suminar mempunyai empat Gallery yang tersebar di penjuru Kediri. Sungguh usaha luar biasa dari keluarga Suminar yang sangat cinta dengan karya bangsa sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H