[caption id="attachment_337952" align="aligncenter" width="640" caption="Drupadi dan dayang-dayang plus Mbak Semar"][/caption]
Anak-anak muda ini mungkin mendahului jamannya. Mungkin karena terinspirasi dari komik, buku bacaan di perpustakaan, cerita guru, tontonan wayang atau fenomena di sekitarnya, akhirnya mereka berani menafsirkan salah satu episode Mahabharata menurut versi mereka. Ya, anak-anak muda ini tak menyangka, jika Mahabharata saat ini lagi booming. Padahal, remaja yang tergabung dalam komunitas KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) SMA Sejahtera Prigen ini, 6 tahun lalu sudah memvisualkan Mahabharata versi mereka. Saat itu mereka "melahirkan" Majalah Dinding 3 Dimensi (Mading 3D) bertajuk : Bharatayudha
[caption id="attachment_337953" align="aligncenter" width="640" caption="Mading 3D Bharatayudha"]
Mahabarata memiliki banyak episode seperti yang sering disajikan dalam pergelaran wayang. Baik versi Jawa Timuran maupun Jawa Tengahan. Puncak Mahabharata adalah Bharatayudha, perang saudara antara Pendawa melawan Kurawa di padang Kurusetra. Perang besar Bharatayudha berlangsung dalam beberapa hari. Tiap hari membawa ribuan korban seperti di Gaza. Termasuk korban panglima perangnya. Ksatria terbaik Pendawa dan Kurawa tiap hari gugur.
Puncak perang Bharatayudha adalah perang tanding antara Arjuna melawan Karna. Judulnya: Karna Tanding. Kalau judul dan ulasan singkat ini salah bisa tanya ahlinya. Ada Pak De Sakimun, Mas Ukik, Pak Ahmad Jayakardi atau Pak Sirpa. Jangan sampai salah orang. Bertanya episode wayang ke Mbak Ellen atau Bang Dosen Armand, jelas kurang pas. Terlebih tanya Mas Jati atau Pak De Kartono, akan bikin Anda makin tersesat.......... he he he. Tapi untuk urusan kejantanan, kecantikan alias ke-bening-an serta selera humor, beliau (dua nama terakhir) adalah pakarnya, ha ha ha. Monggo mampir ke lapaknya.
[caption id="attachment_337955" align="aligncenter" width="480" caption="Membuat kereta perang Arjuna dari Styrofoam"]
Mading 3 Dimensi