Akhirnya saya meluangkan waktu kembali untuk menulis apa yang ada di benak pikiran saya, apalagi sekarang lagi hot hotnya berita mengenai Pemilihan Presiden Indonesia 2014. Setelah menimbang dengan lama akhirnya saya tuangkan isi hati saya di tulisan ini.
Awalnya saya menjatuhkan pilihan calon Presiden RI 2014 ke Bapak Prabowo Subianto, jauh sebelum pemlihan legislatif berlangsung. Pilihan itu berdasarkan karena bosannya saya dengan orang orang lama yang sudah memerintah negeri ini tatapi tak kunjung ada perbaikan terutama di birokrasi dan korupsi. Tidak dipungkiri memang ada peningkatan pertumbuhan ekonomi selama ini yang ditunjukkan dengan makin bermunculnya golongan menengah, entah dapat dari kerja keras atau korupsi, itu semua hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Saya melihat seorang Bapak Prabowo karena ketegasannya yang bisa disimpulkan karena beliau berasal dari seorang militer. Memang Presiden RI yang sekarang ini berasal dari militer tetapi tidak terlihat ketegasannya mungkin karena Presiden RI yang sekarang ini bukan begitu orang lapangan di militer seperti Bapak Prabowo. Memang beliau adalah seorang anggota partai Golkar yang kemudian mengasingkan diri ke Yordania akibat peristiwa 1998 yang menyebabkan diberhentikannya oleh Dewan Kehormatan. Yang menjadi menarik disini setelah mengasingkan sekian lama, kenapa Bapak Prabowo muncul kembali dan mau mencalonkan diri menjadi Presiden RI dengan kegamangan isu HAM yang menimpanya dan kurangnya klarifikasinya oleh beliau, seperti Mengapa tidak mengajukan banding? Mengapa tidak mengajukan Mahkamah Militer? Jadi masalah ini bisa bersih dan jelas. Bagi saya pribadi, mungkin beliau telah berbuat salah di masa lalu, tapi rasa nasionalismenya yang mungkin membawa dia kembali ke negara ini untuk membuktikannya.
Beriring waktu bergulir selama pemilihan legislatif, keadaan dikejutkan dengan pencalonan Bapak Jokowi oleh PDIP sebagai capres dari partai tersebut. Seperti kita ketahui Bapak Jokowi sekarang ini menjabat sebagai Gubernur DKI dan sebelumnya pernah menjabat menjadi Walikota Solo. Berbagai terobosan dan penghargaan telah didapat oleh beliau atas kerjanya selama 10 tahun ini di pemerintahan daerah. Kalau bisa dibilang Jokowi adalah hot item saat ini. Yang saya salut dari pencalonan Bapak Jokowi oleh PDIP adalah kerelaan dan kenegarawanan seorang Ketua Umum PDIP yaitu Ibu Megawati untuk mencalonkan kadernya yang biasanya calon presiden berasal dari ketua umum partai. Mungkin akan lebih hebat lagi apabila Ibu Megawati menghapus permusuhannya dengan Bapak SBY yang selama ini selalu kita baca di berita.
Akibat dari pencalonan Bapak Jokowi oleh PDIP menyebabkan retaknya hubungan politik antara partai pendukung Bapak Prabowo (Gerindra) dengan PDIP. Terus terang saya salut dengan Gerindra, karena selama ini sepi akan kasus korupsi yang menerpa kadernya. PDIP termasuk partai politik lama dan terkenal dengan wong ciliknya tetapi ada kasus kasus korupsi yang menerpa kadernya juga dan pernah duduk di pemerintahan sebelumnya. Jujur saja saya tidak terlalu pusing dengan partai politik apalagi dengan calon legislatif karena menurut saya sebagian besar anggota DPR tidak pernah bekerja bersungguh sungguh.
Menurut saya dikarenakan Presiden dipilih oleh rakyat maka di sini Rakyat adalah "Bosnya". Dengan logika ini saya membayangkan apabila saya menjadi bos, dan dihadapkan ada dua calon yaitu Bapak Prabowo dan Bapak Jokowi, diantara dua itu, mana yang akan saya pilih. Biasa dalam proses interview akan ditanyakan latar belakangnya yang meliputi dari asal usul, visi dan misi, sampai ke pengalaman kerja. Saya rasa pertanyaan asal usul, visi dan misi pasti mendapatkan jawaban yang bagus bagus semua. Buku jawaban interview seperti ini bisa didapatan di toko toko buku. Saya rasa dalam masalah ini yang menjadi penting adalah pengalaman kerja.
Menurut saya, NKRI adalah kumpulan kelurahan, kecamatan, kabupaten dan propinsi dari sabang sampai merauke. Pengalaman yang didapat dalam mengatur birokrasi, masyarakat bisa dimulai dari sini, yang membedakan hanyalah skalanya saja. Memang semua program belum bisa berjalan semuanya, akan tetapi ada program program yang berhasil dan yang belum berjalan mungkin masih perlu waktu untuk disempurnakan. Tapi setidaknya ada niat untuk mencoba daripada sebuah wacana.
Saya yakin program program kerja kedua calon tidak ada bedanya dan sama bagusnya. Tapi apabila melihat dari pengalaman kerja, anda bisa menyimpulkan sendiri siapa yang pantas menjadi Presiden RI 2019.
Mohon maaf apabila ada kekurangan didalam penulisan saya.
nb: Penulis menganut paham mencoba untuk memperbaiki, bukan mencoba untuk mencela.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H