Mohon tunggu...
Teddi Prasetya Yuliawan
Teddi Prasetya Yuliawan Mohon Tunggu... profesional -

Founder of "Indonesia NLP Society" Author of "NLP: The Art of Enjoying Life" Facilitator at "Dunamis Foundation"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Manakah Letak Keangkuhan?

5 November 2012   01:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Dimana kah letak keangkuhan, kala mengenang dari apa diri bermula, dan bagaimana ia kan berakhir?”


Keangkuhan, secantik apapun bentuknya, takkan pernah menarik hati. Sebab keangkuhan, sejatinya bukanlah alami. Ia buatan, hasil dari kealpaan kita akan 2 hal: dari apa diri bermula, dan bagaimana diri kan berakhir.

Dari apa diri bermula, jika tak hanya dari setetes air semata? Setetes air yang tak berarti, bahkan seringkali terbuang sia-sia. Tetesan air yang keberadaannya semata, jika tanpa niatan nan lurus, hanya akan terhinakan dan tak dipandang. KehendakNya lah, yang menjadikan tetesan air itu kini mewujud menjadi tubuh nan berakal. Mengingat ini, bagaimana kah dalam jiwa kan terbit keangkuhan?

Bagaimana diri kan berakhir, jika bukan menjadi bangkai nan busuk aromanya? Bangkai yang tak seorang pun, ya tak seorang pun—bahkan sang tercinta—kan sudi memeliharanya, semulia apapun ia kala hidup di dunia? Meregang nyawa, yang tak pernah kita tahu kapan waktunya, lalu berakhir lah segalanya. Tubuh merupa bangkai, masih ada kah sisa keangkuhan?

Maka mengingat keduanya, awal dan akhir, adalah obat keangkuhan. Jiwa yang memelihara keangkuhan, adalah jiwa yang lalai akan keduanya. Sebab keduanya niscaya, terjadi pada siapapun, seperti apapun hebatnya ia semasa hidup. Cermatilah benih-benihnya, wahai diri, lalu bersegeralah mengingat kedua obatnya. Jangan biarkan ia sempat bersemi, hingga berakar kuat dan sulit kau atasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun