Masih saja mendengar pertanyaan seperti ini dari beberapa orang yang membaca tulisan saya sebelumnya, maka saya pun menggunakan jurus lain.
“OK, Anda pernah kesal?” tanya saya.
“Ya jelas pernah lah,” jawab orang tersebut.
“Coba ceritakan salah satunya.”
“Mm…terakhir kali, kesel banget tuh, sama tetangga saya.”
“Wah, bagus. Bagaimana Anda bisa kesal?”
“Ya, dia kan lagi bangun rumah. Berisik banget! Saya ingatkan agar tidak terlalu menganggung tetangga, eh, malah dia marah-marah. Naik pitam lah saya.”
“Maaf, yang tanyakan adalah, bukan ‘Mengapa Anda kesal?’, tapi ‘Bagaimana Anda bisa kesal?’”
“Loh, apa bedanya? Ya itu tadi penyebabnya.”
“Nah, itu dia bedanya. Saya tidak bertanya penyebabnya. Saya bertanya proses menjadi kesalnya itu.”
“Oh, maksudnya?”