Pada saat yang paling amat teramat bahagia ketika dimana diri saya di terima untuk bekerja di jeddah, arab saudi dan yang membuat diri saya bahagia karena sebelumnya diri saya sudah berusaha untuk bekerja di luar negeri melalui berbagai lamaran saya berikan kepada penyalur jasa tenaga kerja indonesia (PJTKI) tetapi tidak membuahkan hasil yang bagus yaitu dimana diri saya tidak di terima untuk bekerja atau tidak ada panggilan kerja.
Ketika mengalami kegagal dimana diri saya terus belajar mengenai kegagalan yang saya alami dan terus menggali kemampuan diri saya seperti sampai dimana kemampuan diri saya dan terus memikirkan apakah yang membuat saya di tolak untuk bekerja di karenakan dimana saya melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan saya yang dimana akhirnya diri saya di tolak untuk bekerja.
Setelah diri saya melamar untuk bekerja di negara arab saudi melalui penyalur jasa tenaga kerja indonesia (PJTKI) akhirnya pada tanggal sepuluh oktober 2014 jam lima lewat empat puluh lima (17:45) menit dimana diri saya dengan teman saya yang berjumlah tiga (3) orang berangkat dari jakarta menuju jeddah, arab saudi.
Dan “alhamdulillah” sampai di jeddah, arab saudi pada hari sabtu tanggal sebelas oktober 2014 pada waktu subuh sekitar jam tiga pagi setelah sebelumnya transit di doha, qatar yang “alhamdulillah” tidak lama lama hanya dua jam saja dan jujur saja kalau sampe transit di bandara doha, qatar lebih dari dua jam saya tidak betah.
Pada saat ini dimana saya dan pelamar kerja lainnya sampai di hari senin tanggal dua puluh (20) oktober 2014 ini tidak terasa sudah memasuki hari ke sepuluh (10) berada di jeddah, arab saudi dan selama sepuluh (10) hari ini saya memperhatikan sifat sifat orang indonesia dan warga negara asing seperti phillipina dan india.dan pada saat ini saya dan teman teman lainnya warga indonesia dan warga negara asing seperti phillipina, india dan mesir di tempatkan pada satu pondokan atau akomodasi.
Sebenarnya pada pondokan atau akomodasi tempat saya tinggal menurut informasi yang saya dapat telah di buat peraturan dimana semua penghuni pondokan atau akomodasi di haruskan untuk mengepel lantai atau membersihkan pondokan atau akomodasi tetapi antara warga negara indonesia, phillipina, india, mesir tidak ada yang mau
Adapun menurut pendapat saya harusnya semua orang di pondokan atau di akomodasi musti di haruskan untuk mengepel lantai dan membersihkan pondokan atau akomodasi dan kalau tidak ada yang mau mungkin jalan yang terbaik ganjinya di potong sebesar seratus tiga puluh saudi real (130SR) dan uang tersebut di berikan kepada bagian pembersih (housekeeping)
Akhirnya hanya beberapa orang indonesia saja di bagian pembersih (housekeeping) termasuk saya yang juga bagian pembersih (housekeeping) dan pembersih dapur (steward) yang mau membersihkan pondokan atau akomodasi. dan mungkin dengan di potongnya gaji untuk setiap orang yang berada di akomodasi yang dimana tidak mau bekerja sebesar seratus tiga puluh saudi real (130SR) dan uang tersebut di berikan kepada bagian pembersih (housekeeping).
Apabila peraturan tersebut di terapkan mungkin hal tersebut akan membuat orang yang tidak mau bekerja jadi berfikir apabila tidak mau bekerja maka gajinya akan di potong seratus tiga puluh saudi real (130SR) perorang dan dapat juga membuat hati para pekerja pembersih (housekeeping) karena mendapat uang lebih mungkin uang lebih yang di dapat di akhir bulan bisa mencapai empat ratus saudi real (400SR) atau bisa juga mencapai lima ratus lima puluh saudi real (550SR).
Dimana yang saya perhatikan dari orang indonesia yang bagian tukang masak (commis), bartender, captain dan lain lain tidak ada yang mau mengepel lantai maupun membersihkan pondokan atau akomodasi adapun yang saya perhatikan ada juga bagian tukang masak (commis) yang dari omongannya saya perhatikan merasa posisinya lebih tinggi dari pembersih (housekeeping), pelayan (waiter) atau pembersih dapur (steward). padahal kalau dari bagian pembersih (housekeeping), pelayan (waiter) atau pembersih dapur (steward) dapat menjalin kerjasama yang baik dengan atasan yang terjadi posisinya di pekerjaan akan meninggalkan posisi tukang masak (commis).
Adapun menurut pendapat saya sebenarnya posisi tukang masak (commis), pembersih (housekeeping), pelayan (waiter), pembersih dapur (steward), bartender, captain dan lain lain sama saja karena dimana sama sama posisi yang merasakan pekerjaan berat tapi yang saya lihat ketika di pondokan atau akomodasi dimana omongan posisi tukang masak (commis) agak sedikit sombong atau belagu.
Padahal orang yang bertanggung jawab di pondokan atau akomodasi mengatakan kalau bagian tukang masak (commis), captain, bartender, pelayan (waiter) dan lain lain mengatakan kalau ada orang yang tidak mau mengikuti aturan di pondokan atau akomodasi namanya di catat saja dan nanti gaji atau uang makannya akan di potong lima belas persen (15%). dalam hati saya mengatakan “waah itu merupakan keputusan yang bagus” dan orang yang bertanggung jawab di pondokan atau akomodasi mengatakan kalau ada bagian tukan masak (commis) yang tidak mengikuti aturan katakan saja “anda hanya tukang masak (commis)” intinya “anda jangan sombong atau belagu”.
Melihat peraturan dimana orang yang melanggar peraturan akan di berikan hukuman dimana gajinya atau uang makannya akan di potong lima belas persen (15%) hal tersebut membuat saya senang dan saya amat teramat berharap di bagian pembersih (housekeeping) mungkin baiknya di akhir bulan di bagian pembersih (housekeeping) diberi tambahan empat ratus saudi real (400 SR) atau mungkin di tambah lebih banyak lagi menjadi lima ratus lima puluh saudi real (550 SR) hal tersebut di berikan kepada bagian pembersih (housekeeping) karena jasanya mengepel atau membersihkan akomodasi atau pondokan dengan bersih.
Jadi menurut pendapat saya harusnya bagian pembersih (housekeeping) di akhir bulan di berikan uang tambahan yang berjumlah empat raus saudi real sampai lima ratus lima puluh saudi real (550 SR), Akhir kata mohon maaf apabila ada kata kata yang tidak berkenan di hati karena pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.
Taufiq Rilhardin
Jl. H. Saaba, Kompleks Unilever Blok B.1/No.25,
Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11650.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H