Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Geliat Gusdurian pada Muktamar 34 Lampung

27 Desember 2021   20:40 Diperbarui: 27 Desember 2021   20:44 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yenny Wahid, Alissa Wahid, keduanya adalah putri dari Gus Dur, sudah pasti sifatnya melekat kepada keduanya. KH Imran Hamid keluarga besar pesantren Al-Islahiyah Singosari Malang adalah Gusdurian. Dia dipercaya sebagai tokoh yang menjembatani antara PCINU dan NU. Terbukti, pada hari pertama hari muktamar, Imran Hamid menemani Neng Yenny menemui utusan PCINU dari berbagai negara, seperti; Arab Saudi, Libanon, Syiria, US, Hongkong. Sementara Gus Yahya Tsaquf juru bicara Gus Dur ketika menjadi Presiden RI, dia satu-satunya santri Gus Dur dalam bidang politik dan agama yang mencalonkan diri menjadi ketua PBNU. Serta masih banyak deretan tokoh muda NU, yang ikut serta meramaikan muktamar NU ke 34 Lampung.

Nama-nama di atas adalah gusdurian sejati. Yenny dan Alissa mewakili suara perempuan NU, keturunan langsung dari KH Abdul Wahid bin Muhammad Muhammad Hasyim Asaary. Keduanya adalah sosok yang istikomah menjadi penerus cita-cita Ayahandanya. Jika ingin melihat gagasan Gus Dur yang renyah, maka lihatnya pikiran-pikiran Neng Yenny, Alissa, dan Juga Yahya Tsaquf, baik dalam ke NU, maupun wawasan kebangsaan.

Kehadiran Yenny dan Alissa memiliki makna mendalam dalam muktamar NU ke 34 di Lampung. Apalagi ketika Yahya Tsaquf terpilih menjadi ketua umum PBNU 2021-2026. Terpilihnya Gus Yahya menjadi sinyal nyata bahwa NU tahun mendatang benar-benar membawa gagasan KH Abdurahman Wahid yang renyah dan menyegarkan bagi kalangan milenial.

Gagasan besar Gus Dur adalah menjaga NKRI dan NU. Semua warga negara memiliki hak yang sama, tidak mengenal agama dan keturunan. Negeri Indonesia akan terjaga dengan baik, ketika elit-elit politik NU benar-benar mencintai NU di atas segalanya. Jangan sampai sebaliknya, terlihat mencintai NU dengan busana dan jargon-jargon NU, namun ternyata dimana-mana jualan NU, untuk kepentingan kelompok dan pribadi. Meng-Industrikan NU, untuk mendapatkan kekuasaan dan duit yang sifatnya sesaat.

Dalam hidupnya Gus Dur telah menunjukkan rasa cinta yang sangat mendalam terhadap NU dan NKRI melebihi dirinya dan keluarganya. Yang demikian, juga terlihat pada sumpahnya KH Muhammad Hasyim Asaary di depan Baitullah pada bulan Ramadhan, ketika beliau masih menjadi santri di Makkah, baik saat di Madrasah Soulatiyah dan belajar kepada ulama Masjidilharam. KH Muhammad Hasyim berdoa kepada Allah SWT ingin berjuang hingga tetes darah terahir mengusir penjajah.

Jiwa pejuang KH Hasyim Asaary diwariskan kepada KH Abdul Wahid Hasyim, yang kemudian melekat pada diri KH Abdurahmadn Wahid. Sejak muda, KH Abdurahman Wahid berusaha kerasa mendidik anak-anak mudah agar cinta NU dan NKRI. Ketika beliau menjadi ketua PBNU selama 3 periode, beliau membesarkan NU, bukan membesarkan lembaganya, atau memperbanyak harta bendanya.

Tidak satu-pun kegiatan yang dikerjakan, kecuali bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya bagi warga NU dan NKRI. Banyak tokoh-tokoh yang besar di bawah didikan langsung KH Abdurahman Wahid, seperti; Khafifah, Mahfudz MD, AS Hikam, Yahya Tsaquf. Mereka memiliki jiwa-jiwa pejuang sejati menjaga nilai-nilai yang telah di ajarkan Gus Dur, baik dalam berpoltik serta ber-NU. Sifat yang menonjol dari Gus Dur adalah dermawan, sampai ada istilah "terima kasih" yang artintya setelah menerima dikasihkan.

KH Abdul Aziz Munif sering menceritakan ciri khas seorang kekasih Allah SWT adalah "tidak doyan duit", termasuk saat mensifat "Habib Abdullah bin Abdul Qadir bilfaqih" yang ternyata tidak mengerti duit. Habib Abdurahman Ibn Abdullah Ibn Abdul Qadir bil Faqih Malang, juga mengatakan bahwasannya KH Abdurahman Wahid adalah "waliyullah". Kemudian, KH Abdul Aziz Munif berkata "ketika Habib Abdurahman Ibn Abdullah Ibn Abdul Qadir bilfaqih berkata demikian, sesungguhnya suara itu bersumber pada Habib Abdullah Ibn Abdul Qadir.

Maka, seorang kekasih Allah SWT pasti mengajarkan rasa cinta kepada tanah airnya, sebagaimana Rasulullah SAW mencintai Makkah. Bukti nyata kecintaan Gus Dur kepada NKRI, saat beliau akan lengserkan oleh lawan-lawan politiknya, beliau memilih mengalah dari pada pertumpahan darah sesama umat islam, dan sesama anak bangsa.

Gus Dur melihat ada ratusan ribu pendukunya yang siap mati membelanya. Gus Dur tidak memanfaatkan untuk kepentingan jabatannya, justru beliau lebih baik mengalah, demi terjaganya ke utuhan dan persatuan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Kendati demikian, Gus Dur memperlihatkan kekehnya, yaitu meminta kepada Yahya Tsaquf membacakan dekrit, walaupun akhirnya Gus Dur harus lengser. Bagi Gus Dur, jabatan itu tidak perlu dipertahankan hingga mengorbankan nyawa manusia. Itulah fikih politik Gus Dur.

Nilai-nilai perjuangan Gus Dur di dalam meraih sebuah jabatan dan kekuasaan melekat kepada Yahya Tsaquf yang sekarang menjadi ketua PBNU. Sampai detik ini, Yahya Tsaquf terlihat masih setia kepada Gus Dur. Buktinya, belum pernah terlihat menjadi bagian PKB yang notabene adalah partai yang didirikan Gus Dur. Terlihat, Yahya Tsaquf ingin sekali menghidupkan gagasan renyah Gus Dur. Tidak heran, jika di masa-masa mendatang, banyak yang tidak sreg dan gerah dengan kepimpinan Yahya Tsaquf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun