Wan Syaikhon atau Habib Syaikhon bin Musthofa Al-Bahar adalah adalah salah satu Durriyah Rasulullah SAW yang menjadi paku bumi Indonesia. Semua mengenalnya, dan mengormatinya. Semua ingin bersalaman dengannya ketika berjumpa dengannya, karena diyakini membawa keberkahan tersendiri. Bagi kalangan ulama Ahlussunah Waljamaah, mempercayai karamah para ulama dan kekasih Allah SWT, baik dari kalangan habaib atau Indonesia merupakan sebuah keniscayaan.
Di Indonesia, ada empat sosok yang dikenal dengan "jaddab", yang merupakan paku bumi Indonesia, di antaranya "Al-Marhum Habib Jakfar, Habib Syaikhon, Habib Bakar, dan KH Khalirurahman Madura". Yang masih gesang (hidup), adalah Wan Syaikhan, dan Yek Bakar. Keduanya benar-benar nyata dan Nampak karamahnya.
Terkait dengan keramatnya Wan Syaikhan, Habib Muhammad ra, juru kunci Habib Abu Bakar Gresik pernah menceritakan "ketika engkau kedatangan Wan Syaikhon rawuh, jangalah meminta doa, namun langsung meminta kepada Allah SWT, karena secara otomatis Wan Syaikhan mengerti apa yang terlintas dalam hati, dan insaAllah hajatnya dikabulkan Allah SWT". Itu diunkapkan oleh menantunya, Ludfi Mustofa Muhamad, salah satu dosen di UIN Tulung Agung.
Hampir setiap orang yang didekati oleh Wan Syaikhan, akan terjadi sesuatu yang menarik, dan asyik, yang tidak pernah terlintas dalam benak manusia pada umumnya. Biasanya, orang-orang awam berusaha mencarinya, dan meminta doa keberkahan darinya, atau hanya sekedar mencium tangan.
Namun, orang-orang tertentu ditatanginya. Biasanya, orang-orang yang didatanginya, berarti makam spirtualnya sangat tinggi, atau akan terjadi kepadanya sebuah keajabain yan luar biasa. Â Tidak satu-pun tempat, atau orang yang didatanginya, pasti ada maksud yang tersirat. Itulah yang menjadi misteri.
 Kyai Marzuki Mustamar Mendapat Hadiah Tongkat dari  Wan Syaikhan.
Saat saya sowan kepada KH Marzuki Mustamar, beliau bercerita panjang seputar Wan Syaikhan seorang wali Jaddab dari keturunan Rasulullah SAW. Sudah pasti melakukan sesuatu diluar nalara manusia pada umumnya.
Menurut Kyai Marzuki, Wan Syaikan datang ke kediamannya yaitu pada 7 hari sebelum Idul Fitri tahun 2021. Waktu datangnya juga tidak terduga-duga, karena Kyai Marzuki tidak memberikan alamat serta nomer telpon kepada Wan Syaikhan. Namun, tiba-tiba datang di malam sepuluh terahir bulan suci Ramadhan, tepatnya jam 01.00 malam. Kedatanganya membuat Kyai Marzuki Mustamar keget, disisi lain, senang karena karena akan membawa keberkahan tersendiri.
Namanya saja orang jaddab, selalu prilakunya unik, menarik, dan tidak bisa di ikuti. Asyik-asyik duduk, tiba-tiba keluar dan menghilang. Tidak lama kemudian, Wan Syaikah Muncul, kemudian Kyai Marzuki bertanya "Bib, dari mana? Wan Syikhan menjawab "saya tdai wiridan di masjid". Rupanya, Wan Syaikhan berdzikir di Masjid selama 30 menitan.
Setelah duduk-duduk sebentar, tiba-tiba keluar dan hilang dalam kegelapan malam. Kyai Marzuki sangat bingung mencarinya. Tidak lama kemudian, tiba-tiba muncul lagi. Lantas Kyai Marzuki bertantya "dari mana Bib? Wan Syaikhon menjawab "saya dari sawah-sawah, supaya nanti menjadi pondok pesantren".
 Belum lama duduk bersama dengan Kyai Marzuki diruang tamu, tiba-tiba Wan Syaikhon keluar lagi tanpa pamit. Rupanya, kali ini Wan Syaikhan mengambil sebuah tongkat di Mobil Innova. Tidak lama kemudian, Wan Syaikhan memberikan tongkat tersebut kepada Kyai Marzuki Mustamar. Saya-pun nyeletuk kepada beliay "kayaknya, panjengan di pantas menjadi ketua PBNU". Tongkat itu sebuah isyarat bahwa KH Marzuki Mustamar bisa memimpin jutaan warga NU di seluruh Nusantara, dan Dunia.