Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nonton Film Jack Memang Asyik

23 Mei 2019   10:52 Diperbarui: 23 Mei 2019   11:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang lebih indah sebuah persahabatan, melebihi sebuah persahabatan antara keturunan Arab (habib) dengan seorang cewek keren, cakep, keturunan China yang bernama Melyling. Itu hanya terjadi dalam film Jack, garapan arek Arek Surabya Asli. Saya-pun ngak kebayang, jika ada seorang keturunan Arab Ampel yang kental dengan agama, kemudian kemana-mana berdua naik motor lawas. 

Sudah pasti orang akan menduga "sedang pacaran".  Karena salah satu tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta itu, kemana-mana berdua dan menghabiskan waktu bersama pacarnya.

Begitu dekatnya antara Jack dan Meyling, sampai-sampai sang Ibu Meyling benar-benar curiga kalau putrinya sedang jatuh cinta dengan Jack. Apalagi, ketika malam hari, Meyling kadang bertelponria dengan Jack, sesekali ketawa-ketiwi cekikian dikamar sendirian. Semakin membuat mama Meyling curiga tingkat Dewa kepada Putrinya.

Begitu juga dengan Wak Dolah, dia juga sangat curiga dengan putranya Jack, karena sangat dekat dengan Melying. Kemana-mana berdua menaiki sepeda motor kesayangannya. Dia tahu, Meyling itu keturunan China, sang pemilik took obat langanannya. Wal Dolah juga tahu, agama Melying. Itulah yang membuat Wak Dolah makin khawatir atas anaknya.   

Jack sang keturunan Arab dari kawasan Ampel dengan mengendarai motor tua ke-sayangnya menemui rekan-rekannya. Sudah barang tentu rekan-rekannya girang banget,, apalagi kadang bersalaman dengan tangan Melying. Namun, Jack sudah memberi tahu rekan-rekannya seputar kedekatan dirinya dengan Melying.

Anak keturunan Arab di area Masjid Sunan ampel bisa dipanggil yek" artinya Sayyid. Sedangkan anak-anak keturunan China, dipanggil dengan sebutan "cece". Film Jack ini menggambarkan sebuah hubungan akrab antara anak manusia antara "Yek  Jack dan Cece Mey" yang berbeda agama dan etnis dengan menggunakan bahasa khas Jawa Timuran. Juga, ada orang Madura yang setiap hari mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa Asli Suroboyo, juga kadang menggunakan logat Madura. Asyik banget film Jack garapan Smekdors Surabaya yang di sutradara oleh Ridho, arek Surabaya Asli.

Berkali-kali saya menyaksikan dialog Imam Besar Pelawak Indonesia Abah Djadi Galajapo dengan ayahnya Jack. Salah satu dialog yang sangat menarik ialah "sampeyan iko sopa cak? Wong Nabi Muhammad saja ngak bisa memaksa pamannya sendiri masuk islam. Apalagi sampeyan? Sebuah dialog mendalam tentang hakekat hidayah. Hidayah itu wilayahnya Allah SWT, manusia itu wilayahnya membangun interaksi. Wajib bagi setiap insang saling memuliakan, sebagaimana Allah SWT memuliakan keturunan Adam. Dalam film ini ada pesan "Tasawuf Milenial".

Ketika memperbincangkan masalah hidayah, Allah SWT akan akan memberikan kepada siapapun yang dikehendakinya. Allah SWT juga tidak akan melihat keturunan Arab atau China, Jawa, India. Allah SWT akan memilih setiap hamba-Nya yang dikehendaki. Manusia tidak memiliki hak sedikit-pun masalah hidayah.  Sekali lagi, kewajiban manusia adalah menjaga komunikasi antara hubungan sesama, jangan sampai saling menyakiti dan merugikan.

Kembali lagi kepada Jack, rupanya Jack. Sejak dekat dengan Meyling Jack hubungan dengan Abinya makin runyam. Apalagi ketika Abinya meminta dirinya kelak menjadi sosok seperti dirinya. Berniaga seperti warga keturunan Arab pada umumnya. Menjual kurma, parfum, peci sebagaimana warga keturunan Arab yang bermukim di sekitar Masjid Sunan Ampel.

Jack makin pusing, karena sang Ayah tidak setuju dengan jalan yang ditempuh Jack. Kecintaan ke dunia seni, fotografi, musik membuat pergaulan nya lebih luas dan lebih moderat, hingga lintas agama, budaya, hingga etnis. Sudah pasti, Wak Dollah melihatnya gregetan, karena visi dan misinya tidak sejalan. Salah satu kebisaan Jack, bangunnya keasingan. Sampai-sampai Wak Dollah selalu membangunkan dengan gaya khsanya "bagun bagun.. hah heh...." Begitulah kebiasaan Wak Dollah membangunkan Jack

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun