Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Warna dan Kegunaan Bendera Rasulullah SAW

26 Oktober 2018   15:49 Diperbarui: 26 Oktober 2018   16:07 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak satupun ayat Alquran yang menerangkan bentuk dan warna bendera Rasulullah SAW, serta kegunaannya. Keterangan tentang bendera Rasulullah SAW yang bertuliskan Kalimat Tauhid bersumber dari hadis Rasulullah SAW. Itupun kadar ke shohihannya beragam. Karena tidak adanya teks dari Alquran, maka setiap negara, baik yang menganut sistem demokrasi, imamiyah, kerajaan, kesultanan. Mereka memiliki bendera masing-masing, dengan warna yang berbeda, serta filosofi nya yang berbeda pula.

Satu-satunya Negara yang menggunakan "Kalimat Tauhid" adalah kerajaan Arab Saudi dengan warna hijau, seperti warna bendera NU (Nahdlatul Ulama), sehingga terlihat lebih sejuk. Mata uang Arab Saudi "real" juga bertuliskan "Kalimat Tauhid". Jadi, pernak pernik di Arab Saudi, mulai bola, raket, basket, gantungan kunci, bisa dipastikan menggunakan bendera yang bertuliskan "Kalimat Tauhid".

Jabhah Nusroh salah satu organisasi pemberontak di Syria, juga memiliki bendera "Kalimat Tauhid". Mereka berkeyakinan bahwa itulah bendera yang digunakan Rasulullah SAW. Tetapi jangan kemudian mengatakan "Ini bendera Umat Islam", kemudian dikibarkan di Makkah dan Madinah.

ISIS atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Al-Dais" Al-Daulah Islamiyah Irak dan Al-Syam telah mengangkat seorang Khalifah yang bernama "Abu Bakar Al-Bagdadi" yang di yakini Durriyah Rasulullah SAW". Mereka dengan kejam, bengis, membunuh setiap orang yang se faham dengannya. Saat membunuh-pun, mereka juga menggunakan bendera yang bertuliskan "Kalimat Tauhid" dengan warna hitam.

Beda lagi dengan Al-Qoida yang dipimpin oleh Usamah bin Ladin, mereka juga menggunakan bendera yang bertuliskan "Kalimat Tauhid". Bendera ini awal mula di gunakan oleh pasukan Taliban, pernah menguasai Afghanistan 1996-2001 (putih) dengan Bendera Al-Qaidah Ben Laden (hitam). Semua mengaku sebagai bendera Rasulullah SAW.

Bendera Hitam dengan Dua Kalimat Syahadat (Kalimat Tauhid), pernah digunakan dipakai ISIS (2006) sebelumnya mereka menamakan dirinya Jamaah Tauhid wal Jihad dr tahun 1999-2004 (Gabung Al-Qaidah) ini bendera awal Jamaah Tauhid wal Jihad sebelum berubah menjadi i ISIS atau Al-Dais (Al-Daulah Islamiyah Irak dan Al-Syam). Di sinilah, ribuan umat islam bertempur habis-habiskan, dengan mengatasnamakan Islam, Alquran, cinta nabi dengan menggunakan "Kalimat Tauhid".

Nah yang terahir adalah Hizbu Tahrir. Organisasi ini juga menggunakan bendera bertuliskan "Kalimat Tauhid" yang ide-nya mendirikan Khilafah Islamiyah. Semua Negara yang menggunakan bendera yang tidak seperti bendera nya di anggap kufur. Hormat terhadap bendera merah putih hukumnya syirik, mengakui Pancasila berarti mengakui Thogut (berhala).

Dari sinilah kemudian citra islam yang ramah, santun, pembawa rahmat, kedamaian di alam semesta hilang. Pesan Rasulullah SAW "tebarkan salam antar sesama umat manusia" seolah-olah sudah tidak ada lagi saat menyaksikan sekelompok manusia dengan membawa bendera Tauhid, tetapi cacian dan kata kasa dan kotor kadang keluar dari lisan mereka. Padahal, Al-Islam Din Al-Salam bisa berkembang, menyebar ke penjuru semesta karena kesejukan, bukan ke garang, dan juga ke kasar.

Nah, NU salah satu organisasi terbesar di dunia yang didirikan oleh Syekh Muhammad Hasyim Al-Asaary tidak memilih bendera bertuliskan "Kalimat Tauhid". Justru berlambang jagad dengan tulisan "Nahdlatul Ulama" bintang sembilang yang mengisyaratkan "Khulafaur Rosyidin sebagai Khalifah pengganti Rasulullah SAW", sebagaimana pernyataan Rasulullah SAW "Khilafah itu 30 tahun (HR Ahmad). Selanjutnya, namanya saja menggunakan Khilafah, tetapi praktek nya adalah "monarki".

Sedangkan empat bintang lainnya meng-isyaratkan pada "empat madzab" dalam rujukan fiqhiyah. Sampai saat ini, setiap persoalan fiqhiyah, selalu merujuk pada kitab-kitab klasik yang ditulis oleh empat imam, Imam Abu hanifah, Malik, Syafii, dan Ibn Ahmad. Mereka sangat menguasai bidang fikih yang merujuk pada Alquran dan hadis Rosulullah SAW. Sampai-sampai mereka di sebut dengan "Mujtahid Mutlaq". Dengan kata lain, NU benar-benar menunjukkan dirinya sebagai penjaga Ahlussunah Waljamaah.

Pendapat NU seputar Bendera Rosulullah SAW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun