Ketika Prabowo menang, dia tidak akan lupa, bahwa NU selama ini membangun bangsa. Yenny Wahid yang sering ditawari oleh Prabowo akan menjadi mitra erat membangun bangsa dan negara, dengan tetap menjadi Indonesia yang ramah, damai serta mengajak hidup berdampingan dan mencegah segala usaha yang mengarah pada radikalisme, termasuk mengubah NKRI menjadi Khilafah.
Ketika NU berpolitik, semua menjadi panik. Karena NU sudah puluhan tahun berpolitik, mulai era Bung Karno, dalam tekanan Soeharto selam 30 tahun. Menghadapi Jepang dan Belanada, hingga berperang habis-habisan. Perang melawan DI dan TII, serta melawan PKI. Ketika NU ada di Prabowo, sejatinya sedang menjaga NKRI, begitu juga saat berada di Jokowi, juga sedang menjaga amanah para pendiri negeri agar menjaga keutuhan NKRI.
Tidak semua politisi bisa memahami langkah politik NU yang zig zag. Lawan-lawan politik NU harus pontang panting mengdapi langkah-langkahnya. Tidak memahami setiap langkah NU. Setiap langkah politik, selalu ada argumentasi menarik, unik serta mendasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H