Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pujian Jokowi Buat Sang Kakek Amien Rais

12 Juni 2018   16:19 Diperbarui: 12 Juni 2018   17:44 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Amin Rais, Jokowi tidak ada baiknya. Waktu pertama mencalonkan diri menjadi Presiden, Amin Rais mati-matian menyudutkan Jokowi dengan "perang badar". Bayangkan, perang badar itu terjadi antara orang Kafir Makkah dan Rosulullah SAW. Jumlah pasukan Rosulullah dengan alat sederhana dan apa adanya hanya 313 pasukan. Sementara, orang Kafir Makkah berjumlah 1000 orang. Namun, justru yang 313 yang menang karena pertolongan Allah SWT.

Pertanyaannya, jika Mbah Amin menyamakan perang badar, tapi kenapa kok yang menang justru Jokowi? Jangan-jangan Amin Rais tidak mendapatkan ridho Allah SWT. Sehingga harus kalah. Masih ingat, janji akan jalan kaki dari Jokja-jakarta. Namun tidak terbukti. Itu namanya "Jambu alias janji Busuk".

Ada juga yang nuduh Anak PKI. Tahu kan, PKI itu dilarang di Indonesia, karena tidak bertuhan dan tidak beradab. Namun masih ada yang ngungkit-ngungkit, seperti orang kurang pekerjaan. Dan menariknya, justru Jokowi dikatakan keturunan PKI dan China. Akhirnya, orang yang sering berkata demikian "Alfian Tanjung harus menerima kenyataannya di penjara 2 tahun".

Nah, yang terbaru itu "partai setan dan partai Allah". Secara tidak langsung pendukung Jokowi, itu di identifikasi sebagai partai setan, sementara lawan politiknya disebut partai Allah. Memang ada istilah itu di dalam Al-Quran. Namun, bukan digunakan untuk politik di Indonesia. Kecuali orang yang kurang cakap dalam urusan politik Indonesia. Perlu diketahui, partai aposisi Gerindra yaitu PKS telah melahirkan maling paling besar (koruptor kelas elit).  Begitulah sindirkan Mahfud MD dalam pernyataannya. Bukankah nyolong itu perbuatan setan.

Dan yang terkini, Amin menyebutkan "Jokowi akan dilengserkan Allah". Bahkan Amin menyebutkan dalam doa di Makkah agar menghancurkannya. Waw, Amin Rais benar-benar kaya dengan istilah-istilah politik kekinian. Namun, istilah itu justru menisbatkan dirinya orang yang benar-benar sakit hati kepada Jokowi.

Bagaimna dengan Jokowi? Baginnya, Amin Rais tetap orang tua yang harus di mulyakan dan dihormati. Jokowi tidak terpancing, justru Jokowi mengajarkan bagaimana cara berbudi pekerti (ahlak) yang baik kepada orangtua.  

Ketika Mbah Amin Rais ngebet menjadi presiden (nyapres), justru Jokowi memuji dan mendukungnya.  Apalagi ketika Amin Rais mengatakan "saya merasa remaja lagi, ketika melihat Mahatir Muhammad terpilih".

Nah, di sinilah Jokowi melontarkan pujian yang santun kepada Amin Rais "Senioritas beliau dalam kancah politik nasional tidak diragukan. Kapabilitas dan kepemimpinan beliau saya kira rakyat juga tidak meragukan itu," kata Jokowi di Istana Bogor (CNN Selasa (12/6)

Jokowi menambahkan "Saya kira sangat bagus karena beliau tokoh politik yang tidak diragukan lagi pengalamannya. Rekam jejak beliau saya kira enggak ada yang meragukan," tutur Jokowi  CNN, 12/6

Jika benar Amin Rais nyapres, akan menjadi babak baru dalam percaturan politik Indonesia. Dimana Gerindra harus rela dan ihlas, menerima Prabowo sebagai wapres, atau mengihlaskan dirinya menjadi pendamping Amin Rais. Namun, kayaknya ngak mungkin terjadi deh, jika melihat ngtotnya Fadli Zoon.

Jika Amin Rois nyapres, Yusril-pun akan kecewa, karena prilaku Amin Rois dalam politik kurang terpuji alias plintat plintut. Dengan, pertikaian politik antara Gerindra, PKS, PAN, serta Demokrtat akan semakin asik untuk di saksikan melalui drama politik. Dalam dunia politik, semua bisa terjadi. Tidak ada musuh abadi, dan juga tidak ada kawan selamanya. Semua tergantung kepentingan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun