Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Banyak Promosi Membuat Pemirsa Semakin Tidak Percaya

6 April 2018   22:01 Diperbarui: 6 April 2018   22:11 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rosulullah SAW di sebuat dengan "uswatun khasanah" yang artinya pribadi yang menyejukkan dan menyenangkan. Tidak satu-pun orang yang mengenalnya, kecuali tumbuh rasa cinta dan percaya kepadanya. Abu Hurairah ra, yang setiap hari berjumpa-pun, mengatakan kalau dirinya sangat sejuk jiwanya ketika berdampingan dengan Nabi dan sejuk matanya ketika menatapnya.

Bukan karena Rosulullah SAW ganteng (smart), tetapi memang Rosulullah SAW sosok pria yang selalu menebarkan  perdamaian. Ciri khas dari Rosulullah SAW, beliau selalu menyapa dengan senyum kepada siapapun, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenalnya.

Tidaklah berlebihan, jika dalam waktu yang sangat singkat (13 tahun), penduduk Hijaz (Makkah, Madinah, Thaif, Jeddah), menaruh hati dan memeluk islam. Rosulullah SAW juga tidak memusuhi orang-orang yang tidak memeluk agama islam, apalagi sampai membuly agama lain.

Rosulullah SAW tidak pernah menebarkan kebencian kepada orang yang menyakitinya. Secara tidak langsung, Nabi SAW prilaku Nabi SAW menjadi contoh nyata, bahwa pengikut setianya juga dilarang menerbarkan kebencian. Justru, orang yang pernah menyakiti di doakan agar mendapatkan hidayah-Nya. Tidak ada keburukan yang sangat dahsat, melebihi keburukan menebarkan kebencian.

Rosulullah SAW tidak perlu mempromosikan dirinya orang baik, adil, dan menebarkan kebaikan. Karena dengan mengatakan dirinya orang baik, adil secara terus menerus, justru akan membuat orang tidak percaya kepadanya. Budi pekerti, ucapan yang santun, sikap yang ramah, membuat setiap orang simpati. Dermawan dan suka membantu sesama, membuat orang semakin yakin atas kebaikan Nabi Muhamamd SAW.

Nah, ketika membaca sirah Nabi Muhammad SAW, teringat calon presiden yang kampaye habis-habisan dengan tebar pesona dan pencitraan diri, membuat masyarakat semakin tidak percaya. Sebenarnya, itu sah-sah saja, karena tujuan utamanya adalah merebut hati rakyat agar kelak memilihnya.

Yang mengelikan itu "ngaku-ngaku baik, adil, jujur, tetapi rekam jejaknya tidak baik". Dan yang lebih mengelikan lagi "sepanjang jalan, pohon, halted an baliho dipenuhi dengan janji-janinya. Jika ingin baik dan diterima banyak orang, sederhana, saja "jaga lisan dari kata-kata kasar dan kotor, juga jangan menjelekkan sesama hamba Tuhan. Juga jangan merasa lebih baik hanya karena busananya jubbah.

Beda pendapat itu susah biasa dalam dunia demokrasi, yang tidak biasa itu ingin mencalonkan diri menjadi Presidien dengan cara ngaku paling baik dan jujur dan adil yang di iriingi menuduh orang lain tidak baik. Tidak pusa sampai di situ, menyalahkan orang lain yang tidak sependapat dengan dirinya. Ini ciri khas orang yang sangat membahayakan bagi eksistensi sebuah negara.  

Orang lain berbuat baik dikatakan "ngibul, gombal" dan lain sebagainya. Berbuat baiklah untuk umat dan masyarakat, niscaya orang akan tertaik pada dirinya. Orang orang yang ingin mendapatkan simpati, tetapi justru pernyataannya menyudutkan lawan politiknya. Ini bukan saja mengelikan, tetapi justru menjijikan. Rakyat yang cerdas akan semakin tidak percaya kepada orang yang paling mempromsikan diri dan menebar janji dan membenci sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun