Setiap orang islam pasti ingin menunaikan umrah dan  haji. Namun, tidak semua orang bisa menunaikan ibadah haji maupun umrah itu kecuali atas kehendak ilahi. Juga, tidak semua orang yang berduit bisa dengan mudah ke Baitullah dan ziarah Rosulullah SAW, dan tidak selamanya orang melarat tidak bisa menunaikan ibadah haji maupun umrah.
Ketika Allah SWT memanggil hamba-Nya misalnya, apa-pun pekerjaan dan berapa-pun penghasilan, sejauh mana-pun jaraknya, tidak akan menjadi penghalang seseorang datang ke Baitullah untuk memenuhui panggilan-Nya. Tidak satu-pun kejadian di alam semesta ini, kecuali atas kehendak-Nya.
Dan, ternyata Imam Al-Ghozali bapaknya kaum sufi memprediksi dalam kitab Ihya Ulumudin, orang pergi haji itu kadang hanya untuk rekreasi (picnic dan belanja), kadang juga untuk lifestyle, ada juga yang hanya untuk popularitas, dan yang terahir haji untuk meminta-minta. Nah, semua itu terjadi. Sulit sekali menemukan orang haji atau umrah, rajin thowaf dan berebut ke Ruadhah Al-Syarifah interkasi dengan Rosulullah SAW.
Nah, ibadah umrah kali ini memang sangat unik nan menarik. Saya (penulis), Djadi Galajapo, dan Arifin BH bisa umrah bersama, serta picnic ruhani ke destinasi wisata sufi, karena wasilah dari kebaikan SMK Dokter Soetomo yang dipimpin langsung oleh bapak Juliantono Hadi selaku kepala sekolah "Smekdors". Kami-pun hanya bisa berdoa semoga, Allah SWT memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Juliantono Hadi, sekaligus menjadi inspirasi bagi sekolah dan intitusi lainnya. Â
Sejak mengenal Smekdors (2013), saya melihat banyak kelebihan yang tidak dimiliki sekolah lain. Barangkali, Smekdors itu satu-satunya sekolah yang memiliki tekad yang kuat meng-umrahkan guru-guru yang mengajar di SMK Dokter Sootemo secara bergantian. Tidak main-main, sekali berangkat 4-6 orang. Dengan kata lain, dalam masalah ini Smekdors, telah menjalankan hakekat sufi yang sebenarnya.
Walaupun tidak terucap dan juga tidak tertulis, saya bisa membaca samar-samar bahwa tujuan yang tersirat dari mengumrahkan guru-guru yatitu agar supaya kinerja para guru semakin bagus dan bekualitas di dalam mendidik siswa siswinya. Karena tugas guru itu bukan saja mengajar dan tranformasi pengetahuan, tetapi juga menjadi teladan sekaligus motivatoor serta inspirasi bagi murid-muridnya.
Dengan ibadah umrah serta ziarah Rosulullah SAW, insa Allah berkah tanah suci Makkah, tempat kelahiran Rosulullah SAW, Baitullah, Maqom Ibrahim, thowaf dan sai, akan memberikan aura tersendiri dan membawa berkah terhadap masa depan Smekdors, dan manfaat bagi bangsa dan negara. Berkah itu tidak terlihat, tetapi akan dirasakan baik secara langsung maupun tidak.
Tidak ada kata-kata yang pantas dan tepat untuk SMK Dokter Soetomo (Smekdors), kecuali "hebat dan keren".Di era zaman now, masih Smekdors, mampu memberikan perubahan positif terhadap masa depan guru yang mengabdi untuk putra putri bangsa Indonesia yang sedang belajar di Smekdors. Guru-guru merasakan senang dan bahagia, tetapi pahalanya akan mengalir kepada orang yang meng-umrahkannya.
Sebenarnya, kampus-kampus besar, baik negeri maupun swasta, atau perusahan besar-pun bisa meng-umrahkan pegawainya, sebagaimana Smekdors, tetapi sayang apa yang telah dilakukan Smekdors, masih belum banyak dilakukan oleh intituasi lain, karena memang ibadah yang sifatnya mutaadiyah (menyenangkan) orang lain itu memang berat.
Wajarlah, jika kemudian Arifin BH, sosok wartawan senior kompas yang ikut serta dalam rombongan umrah sufi kali ini, menulis sebuah artikel dengan tema "pahlawan jaman now".Menjadi pahlawan saat ini tidak harus sering teriak-teriak takbir, tetapi menyenangkan orang lain itu besar pahalanya. Rosulullah-pun berkata "Allah senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong sesama (HR Muslim)
Sesuai dengan tema di atas, umrah kali ini tiada hari tanpa diskusi tawasuf, walaupun kelakuanya masih jauh dari tawasuf. Kebetulan, atau memang sudah menjadi takdir-Nya, peserta umrah kali ini tidak banyak, tetapi semuanya pencinta tawasuf di era jaman now. Sehingga destinasi sejarah-pun, yang dikunjungi ulama sufi, seperti'; Rabiah Al-Adawiyah, Misr Dunnun, Sayyid Ahmad Ibn Atoillah, Sayyidah Nafisah.