Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hanya Setan yang Benci Melihat Umat Islam Sholat Berjamaah

29 Desember 2017   21:28 Diperbarui: 29 Desember 2017   21:42 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersiar kabar viral di merdos, bahwa Tito Karnavian selaku pimpinan Polri sedang melaksanakan sholat berjamah dengan Panglima TNI dan jajaran TNI dan Polisi. Kebetulan Tito Kanarvian menjadi Imam sholat. Wah, kondisi seperti sangat menyenangkan. Karena sesibuk apa-pun, dan apa-pun profesinya, umat islam tetap melaksanakan kewajiban sholat berjamaah. Sudah semestinya, seorang muslim menjaga sholat berjamaah, dimana saja, tidak perduli kaporlir, panglima TNI, Kyai, Habaib, Raja. Selama muslim, kewajiban mereka menjaga sholat lima waktu, lebih bagus lagi sholat berjamaah.

Sebenarnya, sholat berjamaah bagi polisi dan TNI, sudah biasa dilakukan di kantornya masing-masing. Namun, menjadi menarik, jika melihat TNI dan Polri sholat berjamaah, karena keduanyanya itu tokoh penting di negeri ini.  Oleh karena itu tidak semua orang suka melihat sholat berjamah yang dilakukan oleh TNI dan Kapolri. Namun, sebagian muslim yang benar-benar hatinya bersih (qolbun salim), pasti positif melihat mereka sholat berjamaah, makanya banyak yang mengatakan "demen banget melihat pemimpin bangsa ini sholat berjamaah". Sudah pasti orang yang demen itu, termasuk umat islam dan pengikut Ahlussunah Waljamaahyang berpegang teguh pada ajaran Rosulullah SAW dan  sahahabat.

Ada juga yang mengkritik dengan tajam dan penuh dengan kedengkian politik " TNI dan Polri melaksanakan sholat berjamaah, tujuanya hanyalah pencitraan, agar mendapatkan simpati masyarakat". Nah, biasanya, orang yang mengatakan demikian, karena sedang sakit hatinya. Di dalam Al-Quran itu orang yang sakit hati disebut dengan "orang-orang munafik". Mereka tidak pernah merasa bahagia sedikit-pun tatkala melihat saudaranya se-iman mendapatkan kebahagiaan. Lebih parah lagi, mereka sangat bahagia ketika melihat orang lain celaka.

Ciri-ciri orang sholeh itu, dia sangat bahagia tatkala melihat saudaranya mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan. Ketauhilah, bisa melaksanakan sholat berjamaah merupakan kenikmatan sangat agung bagi setiap umat islam, karena dia masih mengingat Allah SWT, dan mengamlakan sunnah Rosulullah SAW.

Teringat kisah KH Hasyim Asaary dalam film Sang Kyai. Waktu Kyai Hasyim di siksa oleh Jepang. Tiba-terdengar suara Adzan. Rupanya, orang Jawa yang mendampingi Kyai Hasyim Asaary sebagai penerjemah berkata "Pak Kyai, adzan telah berkumandang, waktunya menunaikan sholat". Kemudian Kyai Hasyim berkata "rupanya, engkau masih mengingat Tuhan-mu". Butiran iman masih ada, walaupun tidak melaksanakan sholat.

Nah, Kapolri dan TNI, bukan saja mendengarkan adzan, tetapi telah melaksanakan sholat berjamaah. Maka tidak salah jika ada yang berkata "hanya setan yang tidak suka melihat TNI dan Kapolri sholat berjamaah". Di pikir-pikir, benar juga. Mestinya, orang islam bahagia melihat saudaranya bisa melaksanakan sholat berjamaah, kok ini malah nyinyir melihatnya. beda pandangan politik biasalah, tetapi jangan sampai karena kebencian, melihat orang sholat-pun dikatakan "pencitraan".

Menurut Ibn Taimiyah, hati itu ada tiga. Pertama Qolbun Salim, yaitu hati yang bersih dari sifat-sifat kotor, seperti; riya' (pamer), hasud (iri), dan dengki, takabbur, sumah, namimah. Mereka selalu melihat orang lain dengan hati yang bersih (positif thinking). Imam Nawawi dalam kitab Nashoihul Ibad mengingatkan "janganlah kalian melihat orang yang tidak se-iman dengan kalian lebih rendah, karena kalian tidak tahun jika kelak dia mendapatkan hidayah. Sementara kalian tidak bisa menjamin diri kalian meninggal dalam kondisi iman". Khawatirnya, orang yang nyinyir melihat Kapolri bersama Panglima TNI sholat berjamaah, dialah orang yang paling kotor hatinya, namun busannya menggunakan busana muslim, tetapi hatinya jauh dari islam.

Selanjutnya, yang kedua adalah "qolbun qosi" hati yang keras. Hati yang seperti ini, tidak akan pernah menerima nasehat. Biasanya, hati keras itu karena banyak menkonsumsi makanan yang tidak halal (haram). Akibatnya, selalu melihat orang lain selalu salah. Orang yang tidak sama dengan dirinya di anggap keluar dari islam. Dalam konteks, ke kekiniaan, dia tidak pernah menerima orang lain berbuat baik. Curiga dan curiga, sehingga kadang tidak logis apa yang dilakukannya.

Berikutanya adalah "qolbun marod' hati yang sakit. Biasanya, hati yang seperti ini dikategorikan hatinya orang-orang munafik. Bagaimana tidak, melihat sesama muslim beda organisasi dan politik rangkulan dikatakan "pencitaraan". Ketika melihat seorang muslim berdekatan dengan orang yang beda agama dikatakan "membela orang kafir". Melihat orang sholat berjamaah, dia berkata "sholat itu tidak ihlas, tujuannya politik". Melihat Presiden dekat dengan ulama dan Kyai dan Habaib, mereka berkata "cari muka". Lalu mereka mencak-mencak, misuh-misuh, ada juga yang mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor yang tidak sepantasnya. Lebih miris lagi, mereka membawa bendera tauhid, dan mengenakan jubbah panjang.

Orang yang bertauhid itu selalu merasa bahwa dirinya senantiasa dalam pantuan Allah SWT. Dia, tidak akan berkata kasar dan kotor, apalagi nyinyir orang lain. Disamping tidak pantas dan dosa, itu bukan ajaran Rosulullah SAW. Dalam sebuah hadis shohih, Rosulullah SAW pernah di tanya seputar ihsan, lalu Nabi Muhammad SAW menjawab "ihsan yaitu, ketika engkau beribadah kepada Allah SWT, engkau melihat-Nya, jika mungkin melihat-Nya, ketahuilah Allah SWT melihat kalian" (HR Bukhori dan Muslim). Jika masih nyinyir melihat sesama muslim sholat berjamaah, ketahulah dia tidak mengamalkan "ihsan" yang di ajarkan Rosulullah SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun