Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Era Khalifah Yazid, Hasan, Husain, dan Ibn Zubaer Terbunuh

18 Desember 2017   11:50 Diperbarui: 18 Desember 2017   12:10 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rosulullah SAW pernah menyampaikan "sebaik-baik masa adalah masaku (Para Sahabat) kemudian masa berikutnya (tabi'in), kemudian masa berikutnya (tabiu't Tabi'in) (HR Muslim). Namun, Rosulullah SAW juga pernah menyampaikan "beruntung sekali orang yang tidak pernah melihatku, namun dia beriman kepadaku (HR Ahmad).

Jauh dari Makkah dan Madinah, jaraknya ratusan ribu, bahkan juta kilo meter. Rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW kadang melebihi cintanya penduduk Makkah dan Madinah. Nabi wafat sudah 1400 tahun yang lalu, namu rasa rindu dan cinta tidak pernah berubah. Mereka tidak perduli hidup dimana, yang penting rasa cinta dan rindu kepada Rosulullah SAW tidak pernah berubah.

Para pencinta Rosulullah SAW tidak pernah berfikir siapa raja, presiden, amir, imam, kaisar. Yang terpenting seorang pemimpin itu bisa mengajak dan mengenalkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW. Karena Rosulullah SAW pembawa rahmat bagi alam semesta, yang kelak akan memberikan syafaat kepada umatnya.

Orang yang mencintai Rosulullah SAW dengan setulus hatinya, dia pasti akan berusaha sekuat tenaga mengikutinya, mulai tutur, sikap dan prilakunya. Rosulullah SAW juga berjanji kepada orang yang mencintainya, kelak akan berkumpul dengan yang dicintainya. Bisa jadi, mereka dari kalangan sahabat, tabiin, atau bisa juga dari masyarakat modern yang hidup di era internetiasi dan jaman Now.

Perlu di ingat, para sahabat itu orang-orang yang paling dekat dengan Rosulullah SAW, mereka mendapat jaminan surga. Khulafaur Rosidin adalah penganti (Kholifah) setelah Rosulullah SAW. Mereka benar-benar menjadi teladan bagi umat. Proses pemilihannya melalui musyawarah dan sangat demokratis.

Imam Suyuthi dalam kitab "Tarikhu Al-Khulafa" meletakkan pasal tentang "masa ke khilafhan dalam islam". Beliau mengutip satu hadis Rosulullah SAW yang menegaskan bahwa masa pemerintahan Khilafah itu hanya 30 tahun, sebagaimana hadis Rosulullah SAW yang artinya "kekholifahan itu 30 tahun, setelah itu kerajaan (HR Ahmad)".

Nah, coba perhatikan, setelah Ali Ibn Abi Thalib ra terbunuh. Muawiyah Ibn Abi Sofyan memindahkan pusat pemerintahanya dari Madinah di Kufah (Damaskus). Ini adalah pemerintahan pertama sejak wafatnya Kholifah Ali Ibn Abi Thalib.

Muawiyah menjadi seorang kholifah pertama, tetapi pemilihannya tidak berdasarkan musyawarah sebagaimana Khulafaurrosidin. Wajar, jika kemudian Rosulullah SAW mensinyalir dengan "setelah itu kerajaan". Padahal, masyarakat Madinah yang terdiri dari para sahabat Rosulullah SAW, menginginkan dan menobatkan Hasan bin Ali sebagai penerus khalifah penerus Ali bin Abi Thalib.

Justru, Hasan sang cucu Rosulullah SAW, ihlas menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Tujuan utamanya, agar umat islam damai, dan tidak terjadi pertumpahan darah sesama umat Rosulullah SAW. Begitu besar hati Hasan Ibn Abi Thalib, cucu Rosulullah SAW yang sangat tampan, santun ke umat.

Masyarakat Madinah begitu mencintainya, sampai-sampai Yazid putra Muawiyah, sepeninggal ayahnya khawatir kehilangan kekusaannya. Satu-satunya orang yang ditakutkan adalah Hasan. Tidak ada cara lain, kecuali harus menyingkirkannya. Rupanya, Yazid Ibn Muawaiyah melakukan kelicikan. Yazid memerintahkan isti Hasan yang bernama Ja'dah binti Al-Asaas Ibn Qois meracunnya, dan berjanji akan menikahinya. Maka terbunuhlah Hasan atas kelicikan Yazid, karena takut kehilangan kekuasaannya.

Imam Suyuhti menerangkan bahwa Hasan terbunuh dengan cara diracun. Kemudian Ja'dah datang kepada Yazid menagih janjinya. Kemudian yazid berkata "bagaimana mungkin aku menikahimu, engkau saja rela membunuh suaminya sendiri". Begitu licik Yazid bin Muawaiyah, kepada Durriyah Rosulullah SAW hanya karena takut kehilangan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun