Kalau lihat Amin Rais itu teringat saat beliau mengatakan "Perang Badar" dan "Jalan dari Jokjakarta-Jakarta".Pengamat politik mengatakan " Amin Rois itu tukan adzan (muadzin), sukanya panggil orang untuk melaksanakan sholat berjamaah, tetapi dia tidak bisa menjadi imam". Begitulah ungkapan pengamat politik M.Qodari seputar Mbah Amin Rais.
Terbukti, Amin Rais itu sulit, bahkan tidak akan bisa menjadi Presiden walaupun mengerahkan semua tenaganya untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Dulu, saat mendukung Prabowo VS Jokowi, Amin Rais mengatakan "kita ini perang badar".
Beda lagi dengan Buya Syafii Maarif yang mendukung Jokowi yang. Bang Din Samsudin juga beda dengan Amin Rais, yang sekarang mendapat tugas khusus dari Jokowi. Jadi, dukungan Amin Rais terhadap Probowo, bukan mewakili Muhamamdiyah, tetapi Muhammadiyah yang melekat pada diri Amin Rais tidak akan hilang.
Bagi Jokowi, untuk menghadapi Amin Rais itu tidak perlu menggunakan energinya, tetapi menggunakan energy orang lain. Saat ini Amin Rais harus mati-matian menghadapi Jokowi, tetapi yang dihadapi saat ini Buya Syafii Maarif dan Din Samsudin. Kedunya mantan tokoh Muhammadiyah.
Menaklukkan seekor buaya tidak harus menggunakan senapan panjang, tetapi harus menggunakan  salah satu pawang buaya yang paling hebat.  Bisa dibayangkan kondisi Pak Amin Rais, ketika melihat Jokowi sedang menyaksikan Pak Din Samsudin dilantik oleh Pak Jokowi. Dengan demikian, pengangkatan Din Samsudin itu sama dengan usaha mempawangi Amin Rais. Nah, makin menarik lagi, Mahfud MD mengatakan HTI tamat setelah DPR menyetujui Perpu.  Kondisi Amin Rais akan semakin kepepet, karena orang-orang sata almater dekat dengan Jokowi, dan satu-satunya yang mendukung Amin Rais adalah HTI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H