Salah satu siswa yang ikut kelas menulisku menggunakan tangan kirinya saat mencatat. Kuperhatikan, dia memang betul-betul kidal. Awalnya kukira hanya coba-coba, permainan anak SD. Ternyata nggak, dia memang lebih mahir menulis menggunakan tangan kiri!
Lalu bagaimana ia makan, apa pakai tangan kiri juga? Kalau cebok? Asli aku penasaran. Sampai suatu ketika ada kesempatan bertemu dengan ibu si anak, dan beliau menceritakan bagaimana ia membolehkan sebagian hal tetap dilakukan dengan tangan kiri, tapi sebagian lagi wajib dengan tangan kanan.
"Kalau nulis, ambil atau kasih sesuatu, dia boleh pakai tangan kiri. Tapi untuk makan dan salaman, wajib tangan kanan. Yang makan tangan kiri kan setan (hadits, pen). Karena dia makan tangan kanan, otomatis pas ke kamar mandi dia pakai tangan kiri, karena geli sendiri."
Kemudian dalam kesempatan lain, seorang terapis anak menyampaikan padaku dan wali murid lain, satu-satunya risiko menggunakan tangan kiri saat memberi dan menerima adalah prasangka buruk orang.
"Pikirkan efisiensi, kalau orangnya di sebelah kiri, lalu kita memaksa anak gunakan tangan kanan, itu bukannya merusak logika berpikir mereka? Bapak Ibu mau bilang 'pakai tangan bagus'? Kalau tangan kiri nggak bagus, ya dibuang saja!" begitu lebih kurang ucapan psikolog PAUD saat itu.
Kesimpulan dari pembuka yang ngalor ngidul ini; menjadi orang kidal bukanlah masalah!
Baca juga: Usia Melahirkan yang Ideal
Kenapa Orang Bisa Kidal?
Janin sudah mulai bergerak dan memilih tangan favoritnya sebelum otak mulai mengendalikan gerak tubuh. Tapi seorang anak baru diketahui lebih aktif dengan tangan kiri paling cepat pada usia 18 bulan, dan akan semakin jelas pada saat berumur 5 tahun.
Perkembangan tangan kidal sudah terjadi sejak dalam kandungan, yang itu sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan lingkungan selama kehamilan.
Baca juga: 10 Tanda Narsismu Kebablasan