Ah sudahlah, makin dibahas makin aku harus memutar ulang video tersebut. Yang membuat emosiku terasa teraduk-aduk. Antara kasihan pada si kasir dan kasihan pula pada pasangan orangtua si anak yang membeli voucher game.
Baca juga: 6 Ciri Orangtua yang "Beres"
Ibarat pepatah, buruk rupa cermin dibelah. Atau yang ini, menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Yang mana sajalah. Yang jelas akibat dari viralnya video tersebut, warganet justru mendukung si kasir. Alangkah lucunya menyalahkan orang yang hanya menerima titipan uang untuk diteruskan kembali.
Kalaupun ada verifikasi usia, tentu dilakukan ketika transaksi di situs penjual. Atau ketika game diunduh, bahkan sejak email dibuat, di sanalah umur pengguna ditanyakan. Nah ketika itu terjadi, barangkali kasir Indomaret sedang bantu mamaknya nyupi piring di rumah. Gak tau apa-apa!
Jadi siapa yang sebetulnya bertanggung jawab? Tentu orangtuanya. Siapa yang memberi si anak HP, siapa yang mengawasi anak bermain gim. Puncaknya, jika seorang anak melakukan kesalahan, mencuri misalnya, siapa yang patut disalahkan? Sejagat tau jawabannya.
Lain kali kalimat sapaan kasir diganti saja. Jangan lagi "selamat berbelanja kakak". Ganti dengan ini: Katupkan kedua tangan, senyum, lalu ucapkan, "Tugas kasir melayani pembeli, tugas orang tua mendidik anak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H