Mengapa sering kali orang menuliskan nomor HP dengan jeda setelah 4 angka? Jawaban paling umum adalah agar mudah diingat.
Bagaimana cara seseorang mengingat angka? Aku pribadi melakukannya dengan membunyikan di hati. Ditambah mengabaikan 4 angka di depan, karena sudah mengenal angka khas nomor HP itu.
Kamu mungkin melakukan hal yang sama, atau punya cara lain. Untuk nomor KTP, kugunakan cara yang sama. Tapi banyak teman yang tak berhasil. Mungkin mereka memang tak niat saja.
Aku menghafalnya karena tau diri sering lupa meletakkan KTP di mana. Aku juga malas membawa dompet ke mana-mana. Sekalinya bawa, tak ada pula KTP-nya. Tercecer entah di tas selempang atau di ransel.
Baca juga: Antara Menulis dan Meletakkan Upil
Tapi kita tidak membahas angka maupun metode mengingatnya. Aku hanya tergelitik membahas tanda baca, gara-gara melihat pemberitahuan di bilik ATM, saat keluar dari sebuah swalayan.
Pada kaca yang menghadap ke jalan, tertulis: Dilarang masuk menggunakan helm!!! Di area ATM!
Meski aku bukan ahli bahasa, jelas terasa kejanggalannya ketika dibunyikan. Mungkin lebih tepat jika ditulis "Harap melepas helm saat memasuki area ATM!"
Tidak ada orang yang masuk ke ATM menggunakan helm, kita semua menggunakan kaki. Lagi-lagi ini pun bukan membahas soal kerancuan kalimat. Di masyarakat, terlalu banyak contoh serupa.
Ada ruko yang tertulis "di kontrakan" padahal maksudnya "dikontrakkan". Ada warung yang menerima titipan kue tapi menulis "menerima kuwe", sudah kufoto tapi blur karena terlalu jauh. Mau mendekat tak enak hati.
Yang jadi masalah di hatiku yang lembut ini, halah, adalah tanda seru yang bertubi-tubi itu. Tulisan itu berbunyi bentakan di benakku. Baper? Iya!