Dan yang sebenarnya ingin kubahas bukan soal rasa dan korea-koreanya. Tapi bagaimana memenangkan rasa penasaran di antara ongkos kirim yang mahal.
Untuk bisa dikirim, minimal pembelian adalah 10 pcs. Sepuluh bungkus tteokbokki, beratnya sekira 2 kg. Bandung-Jambi dibanderol 29 ribu rupiah per kilo.
Alamak, pengin nyicip makanan pedas yang namanya susah dieja itu, ongkos kirimnya duluan bikin naik asam lambung!
Untunglah, tidak sulit mencari sesama jago ngemil di kontak WA-ku. Kutawarkan wapri ke beberapa orang, sebentar saja ada 4 yang terjaring. Jadilah kami berlima memesan bersamaan, jadi ongkir 58 ribu dibagi lima sejumlah pemesan.
Untungnya lagi, karena kenal baik, aku mendapat harga reseller sekaligus subsidi ongkir. Alhasil, untuk mencicipi dua dari empat varian tteokbokki yang tersedia, aku hanya perlu mengeluarkan duit seharga satu piece tanpa ongkir.
Untuk jual sih, belum nguntungin. Tapi sekadar icip-icip dengan harga murah, lumayan efektif.
Dulu pernah juga kupraktikkan cara yang sama untuk membeli lampu baca yang dicantol ke buku. Dipesan dari Cina sana, sehingga ongkirnya tak tertanggungkan. Untunglah ada akal.
Kutawarkan barang tersebut pada teman-teman yang juga suka membaca buku. Dapat beberapa orang, ongkir dibagi rata sejumlah pemesan. Nego sedikit dengan penjual, dapat potongan harga.
Ini bukan tips hebat sih, sudah banyak yang mempraktikkan. Tapi siapa tahu di antara yang mampir ke artikel ini belum pernah melakukannya.
Boleh coba, siapa tahu ketagihan. Atau malah bisa jadi tambahan pemasukan!