Seorang kawan pernah bilang, kalau sudah menikah nanti, dia akan sangat berbakti pada suami. Mungkin waktu itu masih di usia ganjen, dia bahkan membayangkan membukakan sepatu dan kaus kaki suaminya yang baru pulang kerja.
Ah lebay, kupikir. Wong sepatu aja kok dibukain!
Di SMP dulu, ada satu siswa populer yang ganteng dan pintar. Begitu hebat pesonanya, sampai cewek-cewek di kelasku dan kelas sebelah rajin sekali menraktirnya.
Bukan sombong, duit jajanku juga banyak. Dari orangtua, kakak-kakak, dan jual jawaban PR. Tapi nraktir cowok? Ogah! Seganteng apa pun.
Malah cowok itu akhirnya menraktirku. Pasti bukan karena aku cantik. Iya, aku membantunya meringkas catatan PPKn  yang panjangnya ngeselin. Jadi dari sekian paragraf yang kelewat normatif itu, kucatat poin-poin pentingnya saja.
Ya ampun, ternyata sejak dulu aku memang penulis konten ya!
Nah, dua hari lalu, suami mencolek akunku di salah satu status medsos. Ceritanya, seseorang membagi foto inspirasi bekal masak untuk suami.
Kemungkinan besar warganet itu bermaksud menawarkan informasi. Mungkin harga, resep, atau apalah yang bisa ditanyakan followernya. Siapa nyana, yang ada malah sekian banyak akun justru 'menyerang'nya.
Salah satunya begini:
Harus banget apa bekal buat suamiÂ
suami bekelin istri gaada gitu