Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berharap New Normal hanya seperti Sebelum dan Sesudah Ramadan

29 Mei 2020   11:14 Diperbarui: 29 Mei 2020   11:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab terlalu riskan. Dalam satu hari, satu anak bisa berinteraksi hingga dengan seratus orang. Bertemu teman, guru, pedagang, dll. Ada ribuan benda berisiko yang mereka sentuh selama satu hari sekolah.

Tapi bukan aku seorang kan yang punya anak masih sekolah. Bisa jadi wali murid lain justru berpendapat sebaliknya. Keadaan ini memang mengaduk-aduk kondisi psikis kita.

Untuk membesarkan hati kukatakan pada diri sendiri, anggaplah new normal itu peralihan Ramadan dalam skala besar. Sekarang orang masih terbawa-bawa tidur siang yang lebih panjang dan melek lebih lama di malam hari.

Perlahan semua akan kembali pada kebiasaan seperti sebelumnya. Siang beraktivitas malam istirahat.

Selama pandemi kita akan lebih sedikit beraktivitas di luar. Ke mana-mana mengenakan masker, otomatis menjaga jarak, beli makanan untuk dibawa pulang-bukan makan di tempat. Sampai 2022, perkiraan pandemi tuntas di Dunia.

Lalu kita terbiasa dengan keseharian seperti itu, menganggap itulah kondisi normal, meski tahu dulunya tidak seperti itu. Lalu kebutuhan kita sebagai makhluk sosial yang suka berinteraksi dan berkumpul mempertemukan kita lagi.

Datanglah generasi baru yang menertawakan orang-orang di masa lampau. Orang-orang tua yang terlalu serius menanggapi virus Corona, padahal hanya bikin flu dan bisa ditangkal dengan jamu. Bisa disembuhkan pula dengan minyak kayu putih.

Semua kembali normal senormal-normalnya, sampai wabah berikutnya datang lagi. Entah dari kelelawar, rekayasa genetik, tentara yang mampir ke negara orang, laboratorium bocor, kerjaan pebisnis ulung, imajinasi penulis konten, atau apa pun.

Mereka lalu mempelajari wabah yang pernah terjadi di akhir 2019. Tobat, bersih-bersih bumi, jutaan orang wafat dengan atau tanpa catatan terpapar wabah, lalu normal kembali. Dst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun