Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa Dasar Kita Membagi Tugas Rumah Tangga?

24 Mei 2020   19:45 Diperbarui: 26 Mei 2020   01:05 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu SD, kalimat yang bolak-balik dipakai oleh penulis buku pelajaran dalam sebuah contoh kalimat adalah "Ibu menggoreng ikan di dapur, Ayah membaca koran di ruang tamu."

Sejak SD pula aku menolak pakem ini. Bagaimana tidak, pemandangan sehari-hari yang kulihat di rumah, jauh dari yang tertulis di buku itu.

Bapakku suka di dapur, masak apa saja. Dari dapur, beliau akan beralih ke halaman, mencabuti rumput liar. Bukan berarti Mamak kemudian ongkang-ongkang, beliau mengurusi warung yang menghidupi kami. Belanja pagi-pagi sekali lalu berjualan berbagai kebutuhan rumah tangga di bagian terdepan rumah kami.

Tidak ada pembagian tugas berdasarkan gender. Abangku yang kedua sering menyapu halaman dan mencuci piring, tapi ia juga bekerja dan mempunyai pendapatan untuk membantu orangtua. 

Begitu pula dengan kakak-kakak perempuan, mereka bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan melayani penghuni rumah dengan mencuci pakaian dsb.

Semua baik-baik saja, kami hidup dengan normal.

Pembagian tugas yang sesuai fitrah menyebabkan laki-laki secara spontan hadir sebagai pelindung di rumahnya. Demikian pula perempuan, seperkasa apa pun, mereka adalah makhluk penuh kasih. Perasaan yang lebih dominan ketimbang logika menjadikan mereka tempat yang nyaman untuk anak mengadu.

Jadi, sudah tak cocok lagi menyebut-nyebut kelebihan yang sebenarnya sudah ditakdirkan sejak awal kepada semua orang, baik soal melahirkan maupun tentang memberi makan.

Kalau laki-laki pakai cara yang sama, para suami bisa balas. "Oke kamu punya rahim, tapi kalau tak ada yang meletakkan bakal janin di dalamnya, emang bisa jadi bocah?"

Syukurnya laki-laki jarang punya refleks adu omel begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun