Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Membangunkan Sahur Ada Etikanya, Bung!

21 Mei 2020   22:52 Diperbarui: 21 Mei 2020   22:45 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membangunkan sahur | kompas.com

Sudah beberapa malam rombongan sahur tidak lewat depan rumahku. Padahal aku menunggu mereka hendak mengambil gambar. Sekarang suaranya terdengar sayup-sayup di kejauhan, kadang malah tidak ada sama sekali.

Bagi sebagian orang, tingkah anak-anak ini barangkali mengganggu. Pukul tiga dini hari bernyanyi mengitari kampung/kompleks untuk membangunkan orang yang sekiranya hendak sahur.

Tapi bagiku pribadi, ada kenangan yang datang bersamaan dengan bunyi gendang dan teriakan mereka. Nostalgia masa kecil, meski aku tak pernah ikut keliling bersama mereka. Ya iya, itu kan kelakuan anak laki-laki.

Meski pada beberapa tempat kadang terjadi hal yang tak diinginkan, kebiasaan membangunkan sahur dengan bersenandung keliling kampung nampaknya masih akan lestari. Dan aku termasuk yang bersyukur.

Kadang saat sedang gabut, aku terpikir, kalau suatu waktu aku menjalani Ramadan di luar Indonesia, barangkali yang kurindukan adalah gerombolan tukang ribut ini. Mereka gak berjasa-jasa amat sih, hanya bagian dari obat rindu masa kecil.

Tanpa mereka pun aku tetap bisa bangun sahur, apalagi jika sudah lewat sepekan Ramadan, jam biologis sudah terset sedemikian rupa. Kalaupun ada alat yang kubutuhkan sebagai alarm, paling hanya HP.

Mungkin itu pula yang berlaku di suatu tempat. Dulu sekali, sebelum aku pindah ke lokasi yang sekarang.

Setelah salat Tarawih, aku dan beberapa remaja masjid siap melakukan tadarus seperti biasa. Tapi kali ini, wajah teman-temanku terlihat beda. Nampak jelas guratan kesal di muka sebagian besar dari mereka.

Setelah kusimak cerita dari sebagian saksi, ternyata telah terjadi keributan antara remaja masjid dan tetangga yang rumahnya tepat di belakang masjid.

Waktu itu Ramadan sudah lewat separuhnya, tapi kebiasaan remaja masjid (yang sebenarnya lebih dari tiga perempatnya bukan lagi remaja) masih seperti awal-awal Ramadan. Mereka membangunkan sahur lewat pengeras suara masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun