Lagu-lagu yang dulu kasetnya kujaga baik-baik, sekarang nyaris tak pernah kudengar lagi. Yang masih kuputar sesekali adalah lagu Malaysia yang mendayu-dayu itu. Mengenang zaman radio dua band milik bapakku, dan speaker tetangga yang suaranya sampai ke kamar kami.
Kalaupun ketika membuka Youtube, ada lagu yang menarik untuk kuputar, aku sekadar mendengarnya untuk nostalgia. Ngefans? Sudah gak selera lagi!
Apalagi salah satu band yang dulu sempat jadi favoritku itu ternyata melakukan pelecehan seksual terhadap fans perempuannya. Gila aja aku mengidolakan orang seperti itu.
Kembali ke masalah kakakku dengan anaknya. Meski aku tak menyarankan apa pun padanya (karena tak punya ilmu), aku menebak keponakanku nantinya akan bosan dan sadar sendiri. Semoga.
Untuk saat ini bisa jadi ia hanya ikut tren, agar tak terkucil di antara teman-teman sekolah dan teman sepergaulannya. Butuh sepuluh tahun lagi untuk ia sadar, cowok-cowok yang dulu ia idolakan tak lebih baik dari suaminya.
Mereka cuma sekelompok manusia yang dimenangkan zaman. Pada saatnya nanti sudah tak spesial sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H