Kembali ke persoalan game. Lalu bagaimana jika sudah telanjur begitu?
Aku meyakini kita semua punya fungsi sesuai dengan posisi. Baik di masyarakat, terlebih dalam keluarga. Jika fungsi kita nihil, apa gunanya keberadaan kita? Ada hak, ada kewajiban. Jika hak dituntut tapi kewajiban diabaikan, itu namanya zalim.
Ada baiknya para istri yang mendapati suaminya kecanduan game, seperti mbak-mbak yang curhat ke play store itu, mengajak suaminya berkonsultasi ke pihak yang dipercaya mampu menangani masalah mereka.
Aku percaya, gak semua laki-laki durjana. Dan enggak semua perempuan pengeluh. Masalahnya paling mungkin di komunikasi. Istri gak bilang kalau dia tidak suka, hanya cemberut dalam diam. Suami gak sensitif melihat perubahan istrinya. Ya gitu-gitu aja sampai mereka akhirnya baku hantam.
Nikah itu ibadah. Kalau ibadah kita batal, siapa yang senang?