Iya, judulnya lebay. Tapi begitulah kenyataannya.
Aku bukan cat lover, tapi sejak 2 tahun lalu tiba-tiba punya kucing peliharaan bernama Mozza Arere Mozza. Nama konyol yang tak ada keren kerennya.
Waktu kecil, aku sering diikuti kucing. Kupelihara, lalu dibuang bapakku. Terus saja begitu berulang-ulang. Sampai kemudian beredar cerita, kalau bulu kucing bisa masuk ke otak. Bikin mati.
Kalau terhirup dan sampai ke rahim, bisa mandul. Dst. Kala itu Google mungkin belum lahir. Kalaupun sudah lahir, internet belum sampai ke Jambi. Ponsel pintar apalagi! Jadi aku tidak bisa mencari kebenarannya. Malah setelah mengetik ini aku baru ingat dengan cerita dari mulut ke mulut itu.
Maka lama kemudian aku tak pernah berurusan dengan kucing. Bahkan sempat geli ketika bersentuhan dengan mereka. Pernah sekali waktu bertamu ke rumah orang, ketika anggoranya mendekat, aku ketakutan minta ampun. Padahal waktu kecil aku pernah menyuapi es krim ke anjing, kenapa sudah dewasa malah cemen.
September 2017, Mozza yang usianya baru 3 bulan masuk ke rumah kami, dibawa dari Depok ke Jambi. Setiap malam kerjaannya bermain dengan jari kaki penghuni rumah. Beberapa hari aku kurang tidur karena kaki ditangkap dan digigitinya. Sakit nggak, tapi kaget-kaget.
Gak bisa marah, malah lucu. Si adek juga sering nangis. Sedang asyik menyusun mainan, tahu-tahu dirobohin Mozza. Kaus kakiku sering kanan-kanan, kiri-kiri, gara-gara digondol Mozza ke sana kemari.
Mozza yang angora mix dom kini sudah hampir 3 tahun. Kata bapaknya, kalau dikonversi ke umur manusia, berarti dia sudah 25-an. Kerjaannya kawin-tidur-makan.
Di musim kucing kawin ini, Mozza biasa keluar sekira pukul 9 malam. Pulang pukul 3 pagi, memanggil-manggil di depan pintu. Minta makan, minta nyalain keran untuk minum, lalu tidur di atas kursi. Menjelang subuh, dia akan manggil-manggil lagi minta dibukakan pintu. Di luar dia akan koar-koar mencari betina.