Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Musim Ujian, Anak-anak Tetap Bermain?

5 Desember 2019   16:57 Diperbarui: 5 Desember 2019   17:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kakak boleh main keluar, Mi?" tanya si sulung.

Aku mengangguk. Ia senang bukan kepalang. Padahal sehari-hari juga main, dibolehkan. Bahkan kadang dibekali uang jajan, padahal sudah jajan di sekolah.

Apa pasal ia sangat gembira? Sebab beberapa hari ini adalah masa ujian. Pekan di mana anak-anak lain disimpan orangtuanya di rumah. Disuruh berkonsentrasi pada pelajaran.

Si Kakak  juga baru saja melihat grup wali murid di ponsel emaknya. Isinya informasi terkait ujian, dan tanggapan orangtua teman-temannya. Ada yang bahkan bersiap membangunkan anaknya subuh besok karena ada kisi-kisi yang terlewat diinfokan, jadi belum dipelajari tadi malam. Sst! Tulisan ini tidak kubagikan ke grup, nanti yang bersangkutan baca, bahaya!

Anakku juga kadang bangun subuh, dengan iming-iming bintang yang setelah ditotal bisa ditukar buku, mainan, atau barang lainnya. Ya bukan untuk belajar, tapi salat dan datang sekolah lebih pagi saja.

Aku bukan ahli parenting. Jelas! Orangtua yang baik pun, cuma anak-anakku yang bilang begitu. Karena mereka gak kugeber belajar (pelajaran sekolah). Kusampaikan pada mereka, yang paling penting adalah kalian berakhlak baik. Punya adab yang bagus terhadap guru dan kawan. Soal pelajaran, semua orang punya kelebihan dan kekurangan. 

Apa mereka lantas kubiarkan main melulu tanpa belajar? Ya nggak juga! Sayang euy duit SPP-nya. Tapi bagiku, pelajaran sekolah bukan prioritas. Apalagi kulihat buku latihan mereka, rata-rata nilainya tidak buruk. Sampai saat ini belum terlihat mana mata pelajaran yang mereka sukai dan bisa kuanggap potensi. Jadi ya, jalani saja dulu. 

Aku juga berkaca dari pengalamanku semasa masih anak-anak. Ada kalanya pelajaran sekolah memang membuat stres. Padahal bagiku dulu, sekolah sama dengan jajan. Lah kok sampai sekolah malah disuruh mikir berat, pulang pun dioleh-olehi PR. Waktu kecil aku pernah dibully karena terlalu pendiam, jadi kuajarkan anak-anak untuk menjaga diri. Jangan terlalu kalem, diinjek orang!

Waktu sekolah pernah dikeroyok kakak kelas karena jari tengah, jadi kuajarkan mereka sabar, jangan terbawa emosi. Hal remeh temeh itulah yang kusampaikan pada dua kakak-adik itu. Berdasarkan pengalaman yang kurasakan langsung. Jangan terulang yang buruknya, kejar yang baiknya. Pelajaran sekolah? Itu urusan gurunya. Yang penting aku nggak nunggak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun