Mohon tunggu...
Syarifa Halimah
Syarifa Halimah Mohon Tunggu... -

\r\nOrang yang telah mengenal Diri sekenal kenal nya akan mempunyai pandangan yang berbeda tentang hidup, dan akan mempertingkatkan cara penyerahan hidup nya kepada Tuhanya"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Munajat yang Menjadi Candu

17 Maret 2011   09:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pukul 17: 33 saya dibangunkan oleh teman sekamar, sepulang dari kerja ia menghampiri saya kemudian mengecek apakah saya masih demam atau sudah tidak, karna memang Rabu pagi badan saya menjadi lemas tidak enak selain nyeri karena libur bulanan juga rasa demam sudah terasa mulai hari Selasa. usai Maghrib ia memesankan Nasi Goreng serta membawakan saya obat dari apotik. Katanya sambil meladeni saya"mbak'.. berdo’a biar cepat sembuh", Dalam hati saya berguman “ InsaAlloh" saya hanya tersenyum saja tanpa berkomentar, setelah itu ia melaksanakan sholat Isyak selesai sholat dan berdo’a dia tanyakan kepada saya “ mbak' menurut mbak.. (begitu panggilnya) orang berdo’a itu apakah penting atau gk sih?Katanya orang islam itu apapun juga pasti masuk surga” saya hanya menjawab sesuai dengan kutipan dalam ayat Al-Qur’an saja

wadzkurismarobbika watabattalilaihitabtilaa ” saya jelaskan kepadanya bahwa sholat adalah suatu do’a . keudian saya jelaskan kepada dia di salah satu surat di dalam Al-Qur’an yaitu surat AL Mu’min bahwa di sana dijelaskan bahwa Alloh akan memperkenankan do’a hamba-Nya “ waqolarobbukum adu’niiastajiblakum” ( Alloh berfirman berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu) (Al-Mu’min : 60) dengan sedikit mengingat-ingat saya menyuruhnya untuk membuka beberapa surat yaitu Al Baqoroh, Ali imron, Fushilat, As-Syuura dan banyak surat yang kemudian saya tunjukan letak ayat-ayat di sana yang menjelaskan banyak mengenai sebuah do’a.

Dari obrolan dengan teman saya tadi, saya teringat obrolan saya setahun lalu ketiika bersama orang tua dan bersama paman saya yang saat itu kami sedang membecirakan tokoh Sufi yaitu Robi’ah Al-Adawiyah seorang tokoh sufi perempuan yang tercatat sebagai peletak dasar sufi berdasarkan cinya kepada Alloh doa’nya yang tidak memandang nikmat itu sendiri tetapi sesuatu yang ada di balik nikmat. kemudian saya iseng menanyakan arti sebuah Munajat kepada orang tua saya saat itu beliau mengatakan bahwa munajat adalah gerakan yang dilakukan di mana dan kapan saja dengan kecenderungan hati dengan rasa cinta yang timbul dari nikmat dan kebaikan yang diberikan baik nikmat yang mendatangkan kebahagiaan atau tidak. Setelah beberapa jam selesai di tempat obrolan tadi sorenya saya menghampiri paman saya saat itu ketika ia sedang duduk memandangi keponakan dan sepupu saya yang sedang bermain pasir saat itu, iseng namun dalam saya tanyakan kepadanya sebuah arti Munajat, beliau menjawab simpel bahwa munajat adalah bentuk komunikasi kepada-Nya dengan penyerahan yang hakiki pada kenikmatan yang mendatangkan kebahagiaan atau sebaliknya contohnya iva (dengan mencontohkan nama saya) yang duduk di sini melihat bocah-bocah itu lalu ada obrolan kecil di dalam nurani kamu (sambil ia menunjuk dada saya), ya itulah sebuah Munajat.

tadi malam saya ngobrol via sms dengan seseorang dalam obrolan sayapun menyelipkan sebuah pertanyaan yang sama kepadanya, Apa tanggapan Mas ( biasa saya panggil dia seperti itu ) mengenai Munajat ? ia mengirimkan smsnya dengan menuliskan bahwa " munajat apa bedanya dengan riyadoh. nilai keberhasilan itu ada disana, ada waktu khusus untuk tafakkur, tadabburr dan muhasabah, munajat itu spesifiknya memohon kepada Alloh atas segala kebutuhan yang diinginkan manusia, baik dengan do’a maupun berdzikir, kalu riyadhoh adalah spesifiknya pembiasaan diri ingat pada Alloh. Begitu bunyi smsnya.. Arti munajat yang berbeda-beda menurut masing-masing individu, salah satu tokoh yang saya kagumi yaitu Habib Luthfi Bin Yahya pernah mengatakan pada tamu-tamunya pagi itu ketika beliau menemui tamu-tamunya yang datang dari segala penjuru salah satunya juga adalah rombongan dari orang tua dan teman-teman orang tua saya pada saat itu meskipun saat itu hanya saya yang menjadi satu-satunya perempuan yang duduk di antara tamu laki-laki, di balik punggung orang tua saya, saya mendengarkan obrolan beliau mengenai Munajat, yang dapat saya tangkap pada saat itu. Do’a adalah sebuah kekuatan besar bagi hambanya yang mencinta.

Muanjat adalah doa sepenuh hati kpd Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayah. Satu tahun belakangan ini saya begitu menikmati pencarian spiritual saya, dengan berkunjung di beberapa tempat yang memiliki banyak Barokah, tapi jangan disalah artikan bahwa saya mendatangi sebuah tempat pemujaan-pemujaan yang aneh-aneh, bukan.. bukan itu maksud saya, yang saya maksud adalah tempat ibadah seperti tempat para wali Islam. Sebelum pulang ke Pati (tempat tinggal saya) saya kadang menyempatkan diri untuk ke Surabaya yaitu dimakam Sunan Ampel saya ke sana hanya sekedar sholat di Masjidnya dan membaca beberapa surat di dalam Al-Quraan, ada suatu kenikmatan sendiri ketika saya begitu memanjatkan Munajat saya di sebuah Masjid tertentu, misal pada waktu itu saya lagi bingung, senang, bahagia dan sedang Jatuh cinta , saya merasakan kelegaan yang tidak dapat didefinisikan ketika selesai berkomunikasi dengan-Nya. Kenikamtan yang hadir setelah bermunajat tidak hanya meminta sesuatu yang menjadi keinginan diri tapi juga keadaan diri pada saat itu.Banyak cara banyak tempat untuk dapat berda'a, keyakinan tersendiri ketika kita dapat bermunajat di tengah Malam. Alloh menganjurkan kepada manusianya untuk bermunajat dalam keadan tertentu di Al-Qura’n Surat Ath Thuur di sana mengatakan bahwa “ Keharusan Bersabar Bertasbih dan Bersembahyang Malam ”berdo’a di tengah malam itulah yang menurut pemahaman saya yang disebut dengan keadaan tertentu. Salah satu ayat yang berbunyi

Wasbirlihukmirobbika Fainnaka Bia’ayunina wa sabbihbihamdika hina taqum ( bertasbihlah dalam menunggu ketetapan Alloh, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami dan bertasbihlah dengan memuji Alloh ketika kamu bangun berdiri ) (At-Thuur : 48)

Waminnallailifasabbihhuwaidbaarannujum” (dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar). (At-Thuur : 49) Contoh lain ada di Surat Al Muzzammil dalam ayat bunyinya

" qummillailaillaqolila nishfahuuawingqushminhuqolila “ (bangunlah (untuk sembanhyang) di malam hari kecuali sedikit dari padanya yaitu seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit). (Al Muzammil : 2-3)

Munjata, Bila semua itu menjadi sebuah kebiasaan yang dinikmati bukan sebuah kewajiban yang menjadi sebuah keterpaksaan atau menjadi sesuatu agar dikabulkan keiginginnya atau pengharapan suatu pahala atau rasa takut, maka saya yakin pasti datang suatu kenikamtan tersendiri kenikamtan yang menghadirkan kebahgiaan yang hakiki,menikmati sebuah munajat yang kemudian menjadi candu bagi seseorang, para perempuan yang sedang libur bulanan tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bermunajat mereka masih bisa berkomunikasi dengan-Nya dengan segala sesuatu dan dalam keadaan apapun asal tidak menyalahi syaria't. Mudah-mudahan dengan menjadi pecandu do’a-Nya dapat menjadi manusia yang baik berawal dari menikmatinya saja. Akan datang sebuah kesadaran bagi diri bahwa segala sesuatu datang dari-Nya apapun itu, seperti yang dikemukakan oleh ayat

waannailaarobbikalmuntahaa wa annahuhaadhhakawaabka waannahuhuaamatawaahya( bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu) dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan (An Najm : 42-23-44)

hati dapat menyerupai bentuk apa saja yang dikehendaki. Mendekatkan diri pada-Nya melalui munajat, seseorang yang ingin mencari apa yang ingin dicari seperti seseorang yang mencari kebahagiaan yang hakiki harus menempuh jalan panjang salah satunya adalah berawal dari rasa ketertarikan kemudian mencintai kepada yang memberikan cinta yaitu sang Maha Cinta dan selanjutnya rasa menikmati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun