Mohon tunggu...
syahrul anwar
syahrul anwar Mohon Tunggu... -

sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia yang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mentalitas Kunci Utama dalam Mencapai Keberhasilan Belajar Siswa di Kelas

18 Maret 2014   00:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

MENTALITAS KUNCI UTAMA DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI KELAS

Oleh ; Syahrul Anwar

Mentalitas adalah sikap atau keberanian seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau perilaku dengan penuh keseriusan dalam melakukan berbagai hal, penuh optimis, dan penuh kepercayaan yang sangat tinggi dalam mencapai suatu cita-cita yang sebelumnya telah  di rencanakan dengan matang. Dalam hal ini mentalitas merupakan kunci utama dalam setiap mencapai keberhasilan, khususnya dalam mencapai keberhasilan proses belajar siswa di kelas (di lingkungan sekolah), atau juga di lingkungan luar sekolah, di manapun pada saat proses belajar siswa berlangsung, agar supaya menjadikan pembelajaran siswa lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Siswa sebagai subjek atau objek belajar di kelas, tentunya tidak hanya di tanamkan pengetahuan atau kecerdasan intelektual saja, akan tetapi yang lebih di utamakan dalam aplikasi ke sehariannya, yaitu penanaman nilai keimanan dan nilai moral yang kuat, yang seharusnya di tanamkan pada saat usia dini, sesuai dengan yang di amanahkan dalam teks pancasila sebagai dasar negara indonesia, yaitu sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa, berarti mempercayai dengan penuh keyakinan tentang adanya tuhan, sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, hal ini sudah jelas bahwa antara ilmu dan keimanan itu saling melengkapi, selaras, serasi, dan saling memenuhi satu sama lain antara keduanya,  namun dalam realitanya, implementasi moral yang baik di negeri tercinta ini sangat miskin sekali, contohnya yaitu dalam ranah pendidikan, siswa dalam berperilaku kurang menghargai guru dan orang tuanya, padahal keduanya sangatlah berarti bagi kelangsungan hidupn mereka, kita tahu bahwa pendidikan adalah suatu sarana atau jalan utama untuk membentuk SDM yang bermutu dan berkualitas.

Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai sasaran utama pendidikan, sangtlah membutuhkan sarana dan prasarana yang baik dan memadai di saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, namun kenyataannya setelah  sarana dan prasarana itu sedikitnya terpenuhi, tetapi bukannya menambah kulalitas belajar siswa di kelas, namun mengakibatkan mental dan moral siswa di saat ini kurang baik.

Di era zaman sekarang ini sangatlah memperihatinkan, jika kita lihat perilaku siswa atau pelajarnya dalam keseharian mereka, terlihat kurang moral dan kurang terdidik, contohnya yaitu pada saat berlangsungnya jam belajar di sekolah, ada siswa yang merokok dengan memakai pakaian sekolah, dengan asyiknya di pinggir jalan, siswa ada yang ugal-ugalan dengan mengendarai motornya padahal orang tuan siswa membelinya dengan susah payah, ada siswa setelah pulang dari sekolah bukannya langsung pulang ke rumah, namun malah main ke temannya, main di situ bukannya untuk belajar tetapi menghabiskann waktu untuk berbagai hal yang tidak baik, dan tidak bermanfaat, seperti hura-hura, dan lain-lain.

Yang buat miris atau mengerikan  yaitu terdengar atau terlihat di berbagai media baik media cetak maupun elektronik, ada seorang siswa SMP yang melakukan tindakan asusila, pada saat setelah selesai belajar di sekolah, dan hal itu mereka lakuakan di ruang sekolah bukan sekali tetapi berulang-ulang kali, juga berita yang lain terdengar ada seorang siswa SMA yang di bunuh temannya sendiri. Astagfirullah hal adzim, bukannya berlomba-lomba dalam meraih prestasi malah seperti itu, bagaimana nasib penerus bangsa ini.

Hal ini merupakan kurangnya mentalitas siswa, peran orang tua, dan guru, dalam menghadapi arus globalisasai atau dalam membaca dan menyikapi tangtangan zaman sekarang ini, percuma di berikan sarana dan prasaran yang hampir memadai, untuk kebutuhan pendidikan, bukannya di manfaatkan dengan baik dalam mencapai kualitas pendidikan di indonesia, tetapi hal tersebut malah mengakibatkan moral anak bangsa sedikit demi sedikit mulai semakin luntur, karena tergores arus globalisasi yang tidak terimbangi dengan penanaman nilai agama yang seharusnya diterapkan.

Padahal pelajar adalah generasi bangsa penerus, bagaimana nasib bangsa ini kalau kaum mudanya saja seperti itu, untuk menyeimbangi hal tersebut, maka seharusnya di butuhkan kerjasama antara orang tua siswa, guru, dan masyarakat, dengan selalu berkomunikasi untuk mengawasi setiap gerak –gerik anak-anaknya dalam berperilaku, dan juga selalu tanamkan nilai keagamaan, selalu tanamkan nilai kasih sayang, selalu berikan contoh yang baik, dan  berbagai kebiasaan yang baik dalam bertingkah laku kepada anak atau siswanya sebagai teladan agar di contoh oleh anak-anak, insya Allah generasi bangsa kali ini dan yang akan datang, bisa berubah lebih baik, lebih bermoral, memiliki intelektual yang cerdas dan kompeten.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun