Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pilih Trans World Studio Makassar atau Universal Studio Singapore?

16 November 2010   13:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:33 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini saya 'sedikit' terhenyak dan ternyata lama-lama semakin 'banyak' terhenyak juga dengan satu hal yang kelihatan sepele ini--padahal tidak menurut saya. Yang saya maksud adalah bertaburannya iklan di media cetak, media online, baliho di jalan, dan di toko-toko (paling tidak di Jogjakarta!)--tempat saya tinggal. Iklan yang saya maksudkan adalah iklan yang sangat atraktif dan menarik mengenai Universal Studio Singapura. Hmm, bagaimana tidak menarik, karena theme park yang satu ini memang dengan dahsyatnya menjual dirinya kepada seluruh orang Asia—terlebih-lebih orang Indonesia yang konon (saya kira benar) menjadi penyumbang jumlah turis terbesar di negeri Singa tersebut.

Sebenarnya kalau urusan iklan pariwisata , Singapura memang tak diragukan lagi. Sejak dulu sebelum ada theme park ini pun di berbagai media di negeri kita telah banyak dan hampir setiap saat dapat ditemui iklan wisata ke Singapura.

Nah, yang saya soroti dan membuat saya terhenyak dan agak geregetan adalah kog saya tidak pernah atau belum pernah (?) membaca, melihat, memandang-sepanjang sepengetahuan saya satu iklan pun mengenai Trans Studio World di Makassar yang konon adalah indoor theme park terbesar di dunia. Padahal, Trans Studio World diresmikan terlebih dulu daripada Universal Studionya Singapura ini. Padahal lagi….saya melihat di youtube bahwapembukaan Trans Studio ini pun mendapat sorotan dari media Singapura tahun lalu.

Kembali ke masalah geregetan saya tadi. Bahkan di kota Jogja pun, toko-toko elektronik dan bahkan toko cat (baca: cat untuk tembok,) pun menawarkan hadiah jalan-jalan ke Universal Studio Singapura untuk para pembeli yang beruntung. Iklan-iklan real estate di Jogjakarta pun ada yang menawarkan hadiah plesir untuk beberapa pembeli rumah tipe tertentu untuk lagi-lagi piknik ke Universal Studio Singapur ini. Hmm…dan ckckck…..kog Trans Studio World tidak (atau belum) dijadikan sebagai salah satu hadiah, ya?

Apakah para pelaku pebisnis yang tak tahu ataukah memang Universal Studio lebih menarik? (sepertinya yang kedua kog lebih pas—ini pendapat pribadi). Bisa jadi benar, bisa pula salah. Ataukah pihak Universal Studio Singapura yang memang jeli memanfaatkan peluang maraknya bisnis di Indonesia sehingga mereka dengan cepat menangkap pasar dengan menawarkan diri untuk menjadi salah satu hadiah-hadiah (dalam bentuk voucher jalan-jalan) bagidunia bisnis di tanah air?

Ataukah ada hal lain yang sebagai orang awam….saya tak tahu?

Satu hal yang membelalakkan mata dari hasil percakapan dengan teman-teman saya adalah fakta bahwa ternyata (hmm ini nih yang menarik) ke Singapura ternyata lebih murah daripada ke Makassar. Lha kog bisa?

Padahal menurut saya…..pastinya jauh lebih mahal Singapura. Itu pasti.

Ternyata…hal utama yang langsung masuk ke benak para awamer- awamer (orang awam) dan para backpackers (mahasiswa dan para pekerja kantoran seusia muda-muda yang suka plesir) adalah….tiket pesawat yang murah dari budget airline yang memungkinkan mereka pergi ke luar negeri dalam hal ini Singapura. Terlebih dengan adanya kebijakan tak perlunya visa untuk berkunjung ke sesame Negara ASEAN dan tak perlunya membayar fiskal bagi yang ber NPWP. Hmm..lengkap sudah iming-iming jalan-jalan ke Singapura dalam hal ini untuk mencicipi Universal Studio Singapore yang baru tinimbang jalan-jalan ke tempat lain bahkan di negeri sendiri…hanya karena tiket pesawat yang mahal. Padahal mereka harus memikirkan hotel dan harga makanan di negeri Singa yang pastinya lebih mahal.

Melihat hal itu…saya kog gemes. There must be something that Trans Studio could do to solve this atau paling tidak harus ada kerjasama berbagai pihak, misalnya pihak maskapai domestik dengan pemerintah Sulsel atau paling tidak pihak pengelola Trans Studio World.

Saya punya usul….pihak Trans Studio World ikut-ikut (karena tiru-tiru yang positif itu boleh dan sah-sah saja kog) bekerja sama dengan toko-toko, retail shops, hypermarket di Indonesia, dan pihak-pihak terkait untuk menjadikan themeparknya sebagai salah satu hadiah bagi promosi kegiatan mereka.

Itulah yang ingin saya tuliskan….

Lha kalau di Jogja saja banyak toko-toko yang secara pribadi berani memberikan hadiah jalan-jalan ke Universal Studio SIngapura…bagaiman toko-toko di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang…dan kota-kota besar lainnya? Jangan-jangan juga sama…J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun