Mohon tunggu...
Suhana Lim
Suhana Lim Mohon Tunggu... lainnya -

Writer, Feng Shui, Traditional Chinese Martial Arts, Reiki & Psychosomatic Practitioner

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

All You Need is Love - Kena Santet?

12 Juni 2014   15:06 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

All You Need Is Love – Kena Santet?

Oleh: suhanalimfengshui.com
Gak kerasa sampe juga ke hari untuk China trip, padahal kayak baru kemarin saat pesan tiket few months ago. Till last minute masih disibukkan dengan seabrek urusan yang keep coming. Wish there is more than 24 hrs in a day!

Semalam selagi sibuk ngepak barang-barangdi koper, ada message Lani (nama samaran) masuk ke WhatApps. Tanya apa boleh ngobrol bentar di Skype. Akhirnya setelah saya beres dengan packing, ber Skype lah kami.

Lani adalah salah satu klien di Indo trip few years ago. Kasus yang dialami keluarganya menarik. Waktu itu Lani dikenalin oleh salah seorang existing client. All these years, majority klien-klien baru dikenal via getok tular. Saya firm believer bahwa the best and most powerful iklan adalah thru word of mouth. Udah terbukti selama ini new clients keep coming walau saya tidak banyak beriklan, tak perlu membeli air time dan slot waktu untuk tampil di TV atau radio.

Waktu itu mama Lani ditenggarai kena magic. Selalu mengeluh sakit ini itu, tetapi dibawa ke lab diperiksa dokter sampai ke dokter ahli/spesialis pun tidak apa-apa. Hasilnya all clear. Tentu saja ini membuat keluarga kalang kabut bertanya kesana kemari. Sudah minta suhu, mbah, orang pintar, ahli spiritual, tokoh agama dan sebagainya. Ritual,teknik yang dijalanin sudah tak terbilang. Repotnya after ditangani, penyakitnya sembuh tapi tak lama muncul lagi keluhan yang lainnya. Jadi patternya sakit diobati (berbagai cara) mereda sebentar lalu sakit lalu diobati dan seterusnya. Ini berlangsung hampir dua tahun.

Terus terang diawal kenal Lani bilang bahwa sekeluarga sudah bingung dan nothing to lose. Coba cara apa saja yang penting mama nya bisa sembuh.

Singkat cerita, setelah dianalisa memang ada yang salah dengan feng shui rumah, terutamadi bagian kamar tidur mamanya dan juga dapur. Tapi bukan kesalahan yang major. Terus terang saya merasa agak aneh saja dengan kasus ini. Saya bukan seorang ahli pengobatan, bukan juga orang pintar. Tapi melihat si ibu, saya rasa sakitnya itu lebih ke urusan psikologis. Jadi selain kasih saran untuk mengimprove feng shui, saya juga sampaikan pertanyaan sekaligus usulan soal mengkonsultasikan si ibu ke ahli psikis (psikolog atau psikiater).

Few months later, saya sudah di Melbourne lagi dan diupdate kelanjutan kasus diatas. Menurut Lani, hasil konsultasi memang terbukti. Rupanya si ibu merasa kesepian, merasa anak-anak nya tidak memerhatikan lagi. Semua sibuk dengan urusan keluarganya masing-masing. Suaminya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Jadi sang ibu tinggal bersama pembantu saja. Nah rupanya semua keluhan sakit ini itu adalah cara untuk mendapatkan perhatian (caper) dari para anak-anaknya.

Contoh kasus diatas memang bukan sesuatu yang aneh. Terkadang semua keluhan atau penyakit berawal dari perasaan sendiri, sepi dan kosong.Tidak ada perhatian, tidak ada kasih sayang. “Sakit” nya ibu Lani juga pernah saya temukan di kasus-kasus lainnya. Pernah ada seorang yang karakternya nyinyir, ketus dan sinis. Tetapi setelah berumah tangga, menjadi lebih softer dan pengertian. Kejombloan lah yang rupanya membuat “upset.” Di lain kasus, ada seorang pengusaha yang tiba-tiba banyak penyakit saat mengalami masalah serius di keuangan bisnisnya. Seakan gejala-gejala sakit jantung, tetapi di cek tidak ketemu. “Penyakitnya” tadi berangsung gone seiring dengan terselesaikannya masalah bisnisnya.

Ya, kadang semua penyakit bukan karena diteluh orang lain, di guna-gunain, bukan pula beneran sakit secara medis melainkan berpangkal di urusan emosi dan perasaan. All they need is love (perhatian, kasih sayang, sentuhan, pengertian) to cure the "illness."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun