Mohon tunggu...
Sugianti bisri
Sugianti bisri Mohon Tunggu... Teacher -

Teacher,blogger,fiksianer,kompasianer, simple woman, and happy mommy

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Awali Hari dengan Secangkir Kopi

8 Mei 2015   22:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kapan kecanduan kopi? Jika ada pertanyaan seperti ini  yang diutarakan orang pada saya, sulit menjawabnya. Saya tidak bisa mengingat dengan jelas,kapan pertama kali saya minum kopi dan kenapa bisa ketergantungan dengan kopi?

Sebagai anak yang terlahir di daerah penghasil kopi terbaik di tanah air,sejak kecil saya terbiasa mencicipi kopi yang tersaji di meja setiap pagi . Memang kopi tersebut bukan disajian untuk saya,dari cangkir kopi yang diperuntukkan untuk ayah saya itu,saya mencicipi seseruput dua seruput. Ini sudah menjadi kebiasaan yang susah ditinggalkan. Ayah saya yang mengetahui hal ini,selalu menyisahkan kopi dicangkirnya jika terlihat kopi yang disediakan untuknya belum tersentuh oleh saya. Saya tidak pernah membuat sendiri kopi yang saya ingini atau dibuatkan secangkir kopi untuk dinikmati sendiri. Bagi saya kenikmatan minum kopiitu justru terletak pada kebersamaannya. Satu cangkir dinikmati bersama ayah tercinta.

Begitu menikah dan tinggal terpisah dengan orang tua. Kebiasaan menyeruput kopi dari cangkir orangpun tetap tak bisa ditinggalkan. Awal menikah saya harus tinggal dengan mertua. Kebetulan ibu mertua juga penggemar berat kopi hitam.Takarannya dalam menyajikan kopi sangat cocok dengan selera saya,kental dan tidak begitu manis. Kebiasaan jelek saya juga tak hilang begitu saja,kala ibu membuat kopi saya juga mencicipinya sesendok dua sendok . Kadang bisa sampai setengah cangkir sendiri. Hal ini tidak pernah diketahuinya,kadang ia bingung kok baru menyeduh kopi ditinggal nyiram tanaman kopinya sudah berkurang. He...he.....

Kebiasaan mengembat kopi dari cangkir orang lain hilang sejak tinggal dirumah sendiri. Karena aktifitas sehari-hari yang cukup padat,mulai dari mengurus anak,ibu yang bekerja di luar rumah, dan saat ini juga sedang melanjutkan studi,membuat saya kadang harus pandai-pandai mengatur waktu agar semua tugas terselesaikan dengan baik. Setiap harinya saya selalu bangun jam tiga pagi. Menyiapkan sarapan dan keperluan anak-anak sebelum berangkat sekolah. Hal yang biasa saya lakukan sebelum memulai aktifitas di dapur adalah menyeduh kopi. Sebelum memulai aktifitas setiap harinya selalu diawali dengan secangkir kopi. Sampai saat ini alhamdulilah tidak ada keluhan apapun walaupun kata orang dalam keadaan perut kosong tidak boleh minum kopi.Saya mengimbanginya dengan memperbanyak minum air putih dan mengkonsumsi buah-buahan.

Bagi saya secangkir kopi adalah penyemangat dalam beraktifitas. Dibalik secangkir kopi ada kekuatan dan imajinasi. Jika di kantor kerjaan cukup padat,saya juga menyeduh kopi.Bahkan bisa lebih dari satu cangkir jika pekerjaan itu membutuhkan konsentrasi. Untuk menjaga kesehatan,saya tetap membatasi diri,maksimal tiga cangkir sehari. Tidak hanya kopi,makanan/minuman apapun jika dikonsumsi secara berlebihan akan mencelakakan kesehatan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun