Mohon tunggu...
Mr. Gee
Mr. Gee Mohon Tunggu... -

Menulis apa yang hendak ditulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemulung yang Ulung

29 September 2015   08:52 Diperbarui: 29 September 2015   08:59 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengasah insting penglihatan dan penciumannya untuk melihat dan mencium sampah-sampah. Senantiasa meng-upgrade diri dengan mengikuti pelatihan skill memilih dan memilah sampah dengan cepat (kalau ada). Selanjutnya  mungkin harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan melalui media maya, elektronik atau cetak tentang sampah-sampah yang bisa daur ulang dan bernilai tinggi (keren juga kan).

Ternyata pemulung juga ada strata kerjanya, ada pemula, amatiran, profesional dan tengkulak serta terakhir bos besar sampah. Artinya pemulung yang ulung tidak selalu menjadi ulung, mereka bisa menjadi bosnya pemulung dengan bermodal pengalaman dan kepercayaan dari teman-temannya sehingga menjadi kolektor dan memiliki kantor juga.

Bagi orang biasa melihat sampah mungkin jijik dan jorok tapi bagi pemulung melihat sampah seperti melihat tumpukan uang.  Mereka bergelut dengan sampah tapi bukan sampah masyarakat. Sampah adalah rezeki bagi mereka dan harapan mereka untuk kita membuang sampah pada tempatnya.

Banyak pelajaran yang Allah berikan melalui pribadi pemulung yang ulung, namanya mungkin penulis tidak kenal tapi jiwa dan etos kerjanya. Kerja keras dan disiplin waktu adalah di antara pelajaran dari mereka. Tidak malu dan gengsi juga bagian dari menjemput rezeki dari Allah, kalau itu halal dan tidak merugikan orang lain, mengapa harus malu untuk bekerja dari pada menjadi pengangguran atau pengemis. Wallahu a’lam bish shawwab.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun