Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Nature

(Presiden) Jokowi dan Masa Depan Kehutanan

17 Maret 2014   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jokowi sudah diberi mandat oleh Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon presiden dari PDI-P. Jika mengacu pendapat para pengamat politik juga melihat tren hasil lembaga survey belakangan ini, peluang Jokowi untuk menang pada Pilpres mendatang cukup besar. Jokowi selalu berhasil menempati urutan teratas mengalahkan kandidat-kandidat dari partai yang lain.

Maka menjadi menarik jika sekarang kita sudah mulai mencoba menerka apa saja agenda atau program kerja yang akan dilaksanakan Jokowi jika benar-benar terpilih menjadi Presiden. Saat menjadi Walikota Solo, fokus Jokowi adalah menjadikan kota kecil tersebut menjadi kota modern yang dikenal hingga ke mancanegara namun tetap mengusung tradisi-tradisi lokal. Saat terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, komitmennya bersama Ahok adalah mewujudkan Jakarta Baru yaitu Jakarta sebagai ibukota negara yang lebih humanis dan beradab sebagai etalase negara Indonesia. Lalu untuk skop nasional, hal-hal apa sajakah yang akan menjadi perhatian Jokowi?.

Salah satu program kebijakan yang paling kita tunggu adalah di sektor kehutanan. Sebagai alumnus Fakultas Kehutanan, apakah Jokowi akan memiliki perhatian yang besar terhadap agenda pembangunan di sektor ini?. Apakah Jokowi akan menjadikannya sebagai salah satu fokus penting dalam kabinet pemerintahannya kelak?. Apakah selama ini, Jokowi intens mengikuti perkembangan berikut persoalan-persoalan yang ada di sektor kehutanan?.

Kita berasumsi Jokowi sudah mafhum dengan data dan fakta ini. Pertama, dua pertiga daratan Indonesia atau setara dengan 131,28 juta hektar merupakan kawasan hutan yang menyimpan potensi kekayaan alam yang sungguh luar biasa. Kedua, ada sekitar 30.000 desa yang terletak di dalam dan sekitar kawasan hutan. Artinya, jika rata-rata satu desa berpenduduk 1.000 jiwa, maka ada sekitar 30 juta jiwa. Ketiga, Guinness Book of World Record pernah mencatat.bahwa laju degradasi dan deforestasi hutan di Indonesia termasuk yang tercepat di dunia. Keempat, penerimaan negara dari sektor kehutanan masih belum optimal. Sebaliknya Kelima, permasalahan dan tindak kejahatan di sektor kehutanan (konflik lahan, korupsi, suap, kejahatan pajak, pembakaran hutan, pembalakan liar dan kejahatan lainnya) masih terus terjadi dan mengakibatkan kerugian negara yang tidak sedikit jumlahnya. Dan masih banyak persoalan lainnya.

Kita tunggu saja, jika Jokowi benar-benar terpilih menjadi presiden, apa yang bisa segera dilakukannya. Harapan jelas masih ada dan itu tidak semata-mata karena latar belakang pendidikan Jokowi. Kita bisa optimis dan berharap karena sudah melihat gaya kepemimpinannya yang tidak mau duduk diam menunggu laporan, sebaliknya rajin dan sigap untuk turun ke lapangan melihat langsung kondisi dan persoalan yang ada. Jokowi juga tidak pernah ragu saat akan memutuskan atau mengambil kebijakan yang sudah benar-benar diyakininya bisa mengatasi persoalan. Perhatian yang cukup besar dalam penyelamatan lingkungan, komitmennya pun jelas dan tegas terhadap pemberantasan korupsi. Lalu, ketulusan dan empatinya terhadap orang-orang miskin, lemah, dan terpinggirkan. Dengan karakter-karakter yang demikian, kita patut berharap akan ada pembaharuan-pembaharuan khususnya di sektor kehutanan pada masa mendatang. Semoga saja.

Jambi, 17 Maret 2014


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun