Bicara konteks hari ini, meskipun mungkin investasi saham masih belum juga diajarkan di bangku pendidikan formal, namun pembelajaran tentang itu sebenarnya sudah bisa dengan mudah kita temukan. Pertanyaannya, apakah ada keinginan untuk belajar atau tidak?
Media pembelajaran tentang investasi saham saat ini sangat beragam bahkan dikemas dengan menarik. Buku-buku tentang investasi saham sudah banyak dijual di toko buku, baik yang ditulis penulis asli Indonesia atau karya penulis asing yang sudah diterjemahkan.
Konten pembelajaran tentang investasi saham juga sudah bisa diakses dengan mudah baik dalam format tulisan maupun audio visual. Ada yang berbayar namun banyak pula yang gratisan.
Bagi yang ingin lebih serius memperdalam pengetahuan dan wawasannya tentang saham, tersedia juga banyak penawaran mengikuti "kelas saham" yang dimentori para investor senior.
Main versus InvestasiÂ
Satu hal yang hampir selalu terdengar terkait saham, banyak orang masih lebih senang menggunakan istilah "main saham" daripada "investasi saham". Kembali lagi, mungkin karena mereka masih belum yakin atau belum bisa menerima saham sebagai instrumen investasi.
Ketika bicara investasi mungkin yang selalu terlintas dalam fikirannya hanyalah berupa logam mulia (emas), properti, atau beragam model bisnis lain.
Padahal sudah berulangkali dijelaskan bahwa saham merupakan bukti kepemilikan sebuah bisnis perusahaan. Di setiap lembar kepemilikan saham yang sudah dibeli, ada bisnis perusahaan yang bekerja.
Jadi sebenarnya yang dibeli bukan sekadar lembaran kertas, melainkan kepemilikan atas bisnis itu sendiri.
Persoalan paling mendasar dari penggunaan istilah "main saham" adalah secara tidak langsung akan memengaruhi sikap dan hati kita. Pengertian istilah "main" adalah melakukan sesuatu hal yang menyenangkan hati.
Saat sedang bermain sebenarnya kita tak akan ambil pusing bila misalnya dalam permainan itu kita menang atau kalah karena hal yang terpenting adalah bisa menikmatinya dan hati kita menjadi senang dan gembira.