"Jangan tanya apa yang dibuat negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh kamu buat untuk negara" (Abraham Lincoln, mantan presiden AS)
Tujuh puluh delapan tahun yang lalu, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Bila kita mengingat dan belajar sejarah, butuh perjuangan panjang untuk bisa mencapai itu semua.
Tak terhitung lagi usaha bahkan pengorbanan yang harus diberikan.
Satu hal yang saya pahami dan renungkan, bahwa dalam proses perjuangan mencapai kemerdekaan itu, ada sangat banyak orang yang terlibat. Masing-masing punya peran sesuai kapasitas dan kemampuannya.
Ada yang memikirkan konsep naskah Proklamasi, ada yang mengetik naskahnya, ada yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih, ada yang menggubah lagu kebangsaan, ada yang "mengamankan" Soekarno-Hatta, ada yang menyediakan rumah bagi para tokoh bangsa, ada yang bertugas menyiarkan berita Proklamasi kemerdekaan dan masih panjang lagi bila diteruskan. Â
Ini baru bicara proses menjelang Proklamasi kemerdekaan. Sebelumnya para pendahulu kita juga sudah berjuang melawan penjajahan. Sekali lagi, dengan cara dan kapasitasnya masing-masing.
Ini menjadi inspirasi bagi kita sebagai generasi penerus yang sudah menikmati indahnya kemerdekaan. Kita punya tugas dan tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal baik yang bisa membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik sesuai kapasitas dan kemampuan yang kita miliki.
Perjalanan menuju kemerdekaan finansial
Keinginan untuk memberikan inspirasi, kontribusi dan hal-hal baik sekecil apapun untuk sesama, itu juga yang mendasari pemikiran saya untuk berani berbagi tentang pengalaman dan proses perjalanan investasi pribadi.
Saya berasumsi bahwa masalah-masalah berkaitan keuangan, investasi atau persiapan menghadapi pensiun akan selalu dekat dengan siapapun. Setiap generasi akan selalu bergumul dengan itu semua di dalam hidupnya.