Menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI di masa pandemi saat ini, kabar tak sedap datang dari negeri jiran, Malaysia. Jonathan Sihotang, TKI (Tenaga Kerja Indonesia) asal Pematangsiantar, Sumatera Utara tengah menghadapi ancaman hukuman mati atas kasus pembunuhan yang dilakukannya (Kompas.com, 5/8).
Sebagaimana pengakuan ayah Jonatan, sidang lanjutan atas kasus Jonatan akan dimulai pada 15 Oktober 2020 mendatang. Sebelumnya, persidangan sudah digelar pada Oktober 2019.
Jonatan terlibat kasus pembunuhan terhadap majikannya sendiri, SSN (44). Perbuatan Jonatan juga melukai YWK (14) dan SYJ (17). Kasus ini terjadi di Tasek Gelugor, Malaysia pada 19 Desember 2018.
Tak ada asap bila tak ada api. Kepada istrinya, Asnawati Sijabat yang sama-sama berprofesi sebagai TKI di Malaysia, Jonatan mengaku nekat melakukan tindakan keji tersebut lantaran sakit hati dan tak terima dihina majikannya sewaktu ia meminta upahnya yang tidak dibayarkan penuh dalam satu tahun.Â
Majikannya itu mencampakkan uang ke wajah Jonatan. Masih berdasarkan penuturan pihak keluarga, waktu itu Jonatan berencana pulang kampung untuk membantu orangtuanya yang sedang sakit.
Pihak keluarga yaitu kedua orang tua Jonatan berniat untuk berangkat ke Malaysia untuk bertemu dengan anaknya saat persidangan lanjutan nanti.
Dua anak Jonatan juga rencananya akan turut dibawa. Kedua orang tua Jonatan mengaku, sejak terungkapnya kasus tersebut, mereka belum pernah bertemu dengan anaknya. Begitu pula kedua anak Jonatan.
Pihak keluarga juga sudah berupaya meminta bantuan. Mereka bahkan sudah pernah melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo pada 6 Juli 2020 lalu, meskipun belum ada tanggapan.
Elegi
Kasus TKI yang bekerja di luar negeri dan harus menghadapi ancaman hukuman mati bukan kali ini saja terjadi. Kita pasti sudah sering mendengarnya. Sebagian diantara mereka memang ada yang akhirnya berhasil "diselamatkan" tetapi ada juga yang bernasib naas dan harus meregang nyawa di negeri orang. Jeritan hati para TKI termasuk para keluarga layaknya elegi yang tidak pernah berhenti.Â
Para TKI nekat bekerja di luar negeri lantaran ingin memperbaiki nasib keluarganya. Mungkin juga karena mereka memang tidak memiliki kesempatan untuk masuk pada lowongan pekerjaan yang ada di negeri ini. Dengan kata lain, mereka sedang mencoba mengadu nasib di negeri orang.
Tetapi sudah terlalu sering kita dengar kisah pilu yang mereka alami. Ada banyak kisah TKI yang dihina, dilecehkan, disiksa, diperkosa, dianiaya bahkan sampai dibunuh.Â