Pekan lalu sebuah foto menjadi viral di media sosial. Foto tersebut menuliskan nama Joko Widodo dipakai untuk menyebutkan nama puncak Gunung Kerinci yang terletak di provinsi Jambi.Â
Bukan sekadar nama yang jadi persoalan, foto tersebut juga lengkap mencatut titik koordinat dan nama Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB TNKS) Solok Selatan.
Meski sudah diklarifikasi langsung oleh pihak BB TNKS yang menyatakan tidak pernah mengganti nama Puncak Kerinci, kejadian ini sempat memantik reaksi publik. Bukan hanya warga, pejabat-pejabat teras khususnya di provinsi Jambi juga dengan tegas menyatakan sikap penolakan. Â Â Â
Berbagai spekulasi bermunculan. Ada tudingan ini bermuatan politis. Ada juga yang mengaitkan ini dengan konflik adu klaim "kepemilikan" Gunung Kerinci antara kabupaten Kerinci, provinsi Jambi dengan kabupaten Solok Selatan, provinsi Sumatera Barat yang juga sempat heboh beberapa waktu lalu.
Entah karena tidak ingin memperpanjang isu ini atau memang menilai ini hanya informasi sesat yang tak perlu ditanggapi, sampai saat ini pihak istana justru terkesan "dingin" dan merasa tidak perlu menyampaikan klarifikasi secara resmi.
Di era media sosial saat ini, ketika satu isu saja gampang membuat publik heboh, memang ada benarnya sikap pemerintah pusat tersebut. Justru menjadi lucu sikap pemerintah setempat yang gagap dan terkesan emosional menanggapi sebuah isu yang belum jelas asal usul dan kebenarannya.
Kemarin, secara resmi pihak BB TNKS sudah melayangkan surat resmi berisi klarifikasi mengenai polemik tersebut.
Poin (2) Foto yang berisi tulisan "Puncak GN KERINCI JOKO WIDODO 3805 MDPL" bukanlah plakat resmi yang dikeluarkan oleh BB TNKS.
Poin (3) Permintaan agar masyarakat di provinsi Jambi, khususnya kabupaten Kerinci dan kota Sungai Penuh untuk tidak terprovokasi dengan isu dan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Â Â