Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tahun Politik dan Teori Richard Nixon tentang Pemimpin

24 Februari 2018   14:56 Diperbarui: 24 Februari 2018   15:03 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Richard Millhous Nixon, merupakan presiden Amerika Serikat ke-37 yang lengser akibat skandal Watergatetahun 1974. Setelah lengser, ia menulis buku sebagai bahan refleksi perjalanan hidupnya. Buku tersebut diberi judul "Leaders -- Profiles and Reminiscences of Men Who Have Shaped The Modern World"

Dalam bukunya, Nixon tidak saja menampilkan nama-nama besar pemimpin dunia seperti Winston Churchill, Charles de Gaulle, Douglas MacArthur, Zhou Enlai dan lainnya, tetapi juga beberapa nama pemimpin yang disebutnya "Dunia Baru". Dalam kategori ini ia memasukkan nama Ir. Soekarno, Nkrumah, Magsaysay, Nasser, Anwar Sadat.

Soekarno dalam pandangan Nixon adalah contoh paling baik dari seorang pemimpin revolusioner yang berkemampuan lihai meruntuhkan suatu sistem, tetapi tidak dapat memfokuskan perhatiannya untuk membangun kembali.

Kita bisa menangkap maksud Nixon. Soekarno adalah seorang pemimpin yang mampu membawa Indonesia lepas dari sistem penjajahan kolonial. Namun di masa kepemimpinannya, pembangunan (fisik dan ekonomi) dalam rangka mengisi kemerdekaan tidak bisa dikatan berhasil.

Richard Nixon (Foto: thoughtco.com)
Richard Nixon (Foto: thoughtco.com)
Tiga unsur

Nixon menuliskan dalam pengantar bukunya "Setiap pemimpin tampil dalam suatu kombinasi khusus dari tiga unsur: waktu, tempat, dan situasi. Seorang tokoh yang mampu berperan di suatu negara, tidak dengan sendirinya akan dapat berperan sama besar, apabila ia harus tampil memimpin negara lain".

Teori ini menarik terutama jika dikaitkan dengan konteks tahun politik di negeri kita saat ini. Pada pertarungan Pilkada serentak misalnya kita menemukan beberapa nama kandidat yang menguji peruntungannya dengan meninggalkan "tempat lama" menuju ke "tempat baru".

Di Pilgub Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi harus rela meninggalkan posisinya sebagai Walikota dan Bupati. Di Pilgub Jawa Timur, Khofifah dan Emil Dardak juga harus melepas jabatannya sebagai Menteri dan Bupati. Di Pilgub Sumut, usai kalah di Pilkada DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat siap maju sebagai Calon Gubernur. Masih banyak contoh lain.

Beberapa nama diatas bisa dikatakan sudah pernah menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin di tempatnya masing-masing. Jika sekarang mereka memutuskan maju di tempat yang baru, andaikan terpilih, apakah mereka masih mampu menorehkan prestasi yang sama?. Tentu saja waktu yang akan menjawabnya.

Bergeser sedikit ke Pilpres. Jokowi bisa dikatakan sebagai salah satu sosok pemimpin yang bisa "melawan" teori Nixon. Harus diakui, ia mampu mengukir prestasi di tiga tempat yang berbeda dalam konteks waktu, tempat, dan situasi. Ia bisa dikatakan relatif berhasil kala menjadi Walikota, Gubernur, dan Presiden. Pertanyaannya, andai ia menang di periode kedua (konteks waktu dan situasi yang berbeda), apakah ia masih tetap mampu berprestasi? Lagi-lagi, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Bicara soal calon pendamping atau penantang Jokowi sebagai petahana di Pilpres nanti, akan lebih ideal jika mereka adalah orang-orang yang sudah membuktikan diri memiliki kapasitas sebagai pemimpin yang berhasil. Aneh bin ajaib jika seseorang yang belum pernah bisa membuktikan kinerja apa-apa (tentu dalam konteks waktu, tempat, dan situasinya masing-masing) sudah bermimpi atau digadang-gadang untuk maju. Jangan genit, jadi pemimpin itu berat.

Jambi, 24 Februari 2018       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun