Setiap orang memandang orang lain berbeda-beda. Sebagian orang menilai gigi model kelinci lucu, tetapi sebagian orang menilai itu aneh. Atau orang dengan kulit putih itu dianggap cantik, tapi tidak sedikit orang yang sengaja menghitamkan kulitnya di pantai. Sama seperti pemakaian kawat gigi atau yang biasa disebut behel, salah satu fungsi behel yaitu untuk merapikan gigi. Pemakaian behel di Indonesia beberapa waktu lalu sedang banyak digandrungi oleh semua lapisan masyarakat dan tidak melihat umur contohnya anak-anak, remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak. Namun karena menjadi tren, behel bisa ditemukan dimana saja bahkan parahnya dijual di tukang mainan keliling. Fungsi behel sudah beralih dari alat merapikan gigi menjadi penunjang penampilan dan mempercantik diri. Untuk beberapa orang, memakai behel menjadi cara untuk terlihat lebih gaya dan lebih kaya.
Perawatan behel sendiri bisa mencapai jutaan rupiah, ratusan ribu bahkan ada yang hanya puluhan ribu. Pemasangan behel seharusnya dilakukan oleh dokter profesional dan tidak sembarangan, tapi karena alasan gaya banyak remaja memakai behel lepas pakai palsu yang berbahaya. Kita dapat dengan mudah mencari tutorial memasang behel yang dilakukan diri sendiri di youtube. Behel asli saja berbahaya apalagi behel palsu.
Memakai behel dengan tujuan merapikan gigi juga harus disertai perawatan yang teratur, sikat gigi teratur, tidak sembarangan makan karena bisa-bisa makanan itu nyangkut di behel dan bisa juga karet behel (bracket) lepas dari kawatnya. Karena banyak juga remaja yang sengaja tidak merawat behelnya supaya pemakaiannya lebih lama dan masih terlihat gaya. Padahal di luar negeri justru orang yang memakai behel terlihat kutu buku dan cenderung memiliki teman yang sedikit. Tetapi kenapa di Indonesia orang yang memakai behel terlihat lebih mode dan gaul dibandingkan yang tidak memakai behel. Dan seakan mereka bangga dan percaya diri dengan memakai behel. Jadi pikir matang-matang sebelum anda ingin memasang behel hanya untuk bergaya.
Gaya itu perlu tapi tidak usah berlebihan dan tidak usah memaksa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H