Mohon tunggu...
Afadila
Afadila Mohon Tunggu... -

Satu-satunya cara untuk membuat kerja hebat adalah mencintai apa yang Anda lakukan. Jika Anda belum menemukan, teruslah mencari. Jangan berpuas diri. Hati Anda akan mengetahuinya ketika Anda telah menemukannya. by:Inspiratif Steve Jobs di Stanford University

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seleksi Pesepak Bola Tidak Hanya Performa

2 April 2018   11:55 Diperbarui: 2 April 2018   12:36 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa pembaruan takkan ada perubahan, tanpa perubahan takkan ada kemajuan. Tanpa kemajuan tidak ada prestasi.

Pada tahap seleksi cara yang lazim dilakukan panitia pemilihan  pemain yaitu  melihat langsung performa peserta saat pertandingan uji coba. Penilaian ini hanya melihat sisi  luar (casing) pemain terkait skill sepakbolanya, seperti  kecakapan dan ketrampilan dalam mengolah bola atau permainan. Apa yang terlihat kasat mata itu  sering awam  menyamakannya  dengan  bakat/talenta pada orang tersebut.  Sementara kita sepakat dengan itu dan  bakat merupakan  salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan / prestasi. 

Namun banyak pula  pakar olahraga berpendapat  peranan bakat hanya 15% dalam capaian prestasi, selebihnya adalah kerja (latihan) keras. Jadi dalam  olahraga, terutama olahraga prestasi bakat kuat sekalipun  belum cukup untuk berhasil (menang) jika tidak latihan keras. Dengan latihan fisik, tehnik, taktik secara tidak langsung  secara psikis pemain lebih percaya diri. Gabungan dari  komponen tersebut memungkinkan seseorang atau tim menuai kemenangan tiap pertandingan. Pada gilirannya  apa yang sudah dicanangka yaitu juara bukan suatu hal yang mustahil. Sebab semua peserta pada kompetisi memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara.

Sering kita melihat  begitu bagusnya  skill  seorang pemain dalam permainan tapi sayang tampilan itu hanya sesaat dan tidak konsisten. Hal ini dikarenakan dirinya  mumpuni dalam tehnik individu tapi lemah pada stamina (drop). Karena itu dia  tidak akan mampu tampil prima sepanjang laga berlangsung atau seperti yang pengamat harapkan.

Dalam tahap uji coba keadaan dimana kelelahan melanda pemain masih bisa ditoleran, tapi tidak pada saat pertandingan nanti.  Fakta ini jelas membuktikan bahwa  stamina  drop, sebagus bakat alaminya maka penampilannya galau alias kacau. Mengingat  tingginya kompleksitas komponen  sepakbola yang mewajibkan pemainnya senantiasa dalam kondisi total fit atau kesegaran penuh   semua pemain, maka saat seleksi panitia harus bisa memastikan tingkat derajat kondisi fisik semua pemain yang bakal direkrut untuk mengisi suatu squat.  

Jadi menjadi  juara itu bukan hal aneh asalkan  syarat utama terpenuhi. Bukan hanya bakat lewat performa saja yang diperhatikan tapi dibalik itu ada faktor yang masih bisa diuji lewat tes dan pengukuranaspek kondisi fisik  pemain terkait performa yang memukau.  Tidak mengherankan  kalau seseorang / tim gagal atau belum berhasil karena hanya faktor bakat yang diperhatikan, sementara syarat lain  tidak dilengkapi.  Cara seleksi seperti ini harus  dilengkapi dengan tes dan pengukuran setelah terjaring pemain dari sisi performa mereka.  Ada tahapan dimana panitia  memastikan tingkat kondisi fisik pemain yang sudah direkrut. Adanya hasil tes & pengukuran akan  memudahkan Pelatih dalam menyusun menu, porsi dan resep latihan dalam Rencana yang dikenal Program Latihan. 

Jangan sampai nanti  tim sepakbola itu hanya mengandalkan satu atau beberapa orang pemain  yang menurut perasaan pengamat  performanya layak sementara kondisinya meragukan.   Panitia seleksi pun menetapkan stamina itu disetarakan kemampuan dan ketrampilan pemain seusia mereka umumnya dan sesuai  levelnya. Misalnya untuk U15/16 karakteristik  remaja terkait skill sepakbola mereka umumnya.  Tidak bisa menyamakan stamina dan skills pemain liga 1 dengan pemain amatir (lokal) contohnya.

Takaran itu dibuat berdasarlan data hasil tes dan pengukuran aspek fisik pemain itu sendiri sebagai data awal .  Inilah salah satu tujuan tes dan pengukuran dilakukan oleh panitia guna  menghindari bongkar pasang pemain dengan harapan barangkali masih ada yang bagus atau lebih bagus dari yang ada.  Kenyataannya  dari dulu sampai sekarang   materi pemain kita adanya seperti inilah . Tidak mungkin kita mengharapkan pemain handal turun dari langit.     Penulis mengutip perkataan Pelatih termahal  the spesial one ; Jose Mourinho (Mantan pelatih PORTO FC- PORTUGAL,  CHELSEA-ENGLAND,  REAL MADRID-SPAIN, Manchester United)  bahwa 'Superman itu tidak ada dalam dunia real apalagi dalam bermain bola'.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun