Mohon tunggu...
Syafa'at Muhammad
Syafa'at Muhammad Mohon Tunggu... -

Duluuuuuuuu sekaliiiiii, pengen ke luar negeri. Akhirnya keturutan setelah menjadi TKI di Ecuador dan UAE. Enggak keren bangettt yakkkkk .... hihiii. Yo wes, seng penting di syukuri wae

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Resep Bahagia dalam ‘Ketidakadilan’ Alam ala Richard Koch

23 April 2014   16:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1398220004619555620

[caption id="attachment_332887" align="aligncenter" width="157" caption="source : avaxsearch.com"][/caption]

Saat kita membaca berita online yang menyatakan ‘67 miliarder dunia memiliki kekayaan setara dengan 3.5 miliar penduduk bumi’ maka kitapun menjadi ‘tercengang’ seperti yang biasa diungkapkan cak lontong di ILK.

Padahal seharusnya, hal itu justru harus kita anggap sebagai hal yang wajar, sebagaimana mereka yang meyakini hukum pareto mengungkapkan fakta-fakta tentang ‘ketidakadilan’ alam, dimana alam memiliki kecendrungan berjalan di atas prinsip 80/20 dan bukannya 50/50. Fakta-fakta yang mereka ungkapkan diantaranya yaitu 20 persen penduduk bumi menguasai 80 persen kekayaan alam; sehingga korelasi yang kemudian muncul adalah 80 persen warga dunia hanya menikmati 20 persen kekayaan bumi. Fakta yang lainnya : 20 persen produk menghasilkan 80 persen nilai penjualan, 20 persen penjahat melakukan 80 persen kejahatan, 20 persen atlet memperoleh 80 persen pendapatan, 20 persen sutradara hebat mendapat 80 persen nilai bayaran, 20 persen aktivitas menghasilkan 80 persen laba, 20 persen konsumen menyumbangkan 80 persen nilai penjualan, 20 persen kosakata digunakan sebanyak 80 persen dari pembicaraan manusia, dan masih banyak contoh lain yang bisa ditarik dengan alur 80/20 ini. Sebenarnya polanya tidak mutlak 80/20 namun hampir bisa dikatakan pola tersebut sangat jauh dari bentuk 50/50.

Dari fakta-fakta itulah ingin rasanya kita mengatakan tidak adilnya alam terhadap manusia. Namun bisa tidak ya jika kita mengatakan ’20 persen pria menikahi 80 persen wanita cantik’ atau sebaliknya ’20 persen wanita menikahi 80 persen pria jelek’??? … (jadimikir.com)

Richard Koch dengan ‘The 80/20 Principle’ nya sepertinya ingin mengajak kita untuk fokus pada masalah-masalah penting dalam hidup kita, dan mengabaikan hal-hal sepele yang dapat merusak kebahagiaan dan kesuksesan hidup manusia.

Yang menjadi catatan penting Richard Koch dalam bukunya ini yaitu ulasannya mengenai ‘Revolusi Kualitas’. Revolusi kualitas lah yang menurut Koch menghantarkan Jepang sukses memasarkan produknya menembus pasar Amerika. Ceritanya, dahulu dua orang pelopor, Joseph Juran (lahir tahun 1904); seorang insinyur elektro dan W. Edwards Deming (Lahir tahun 1900); seorang ahli statistitik, keduanya mengembangkan ide tentang revolusi kualitas.

Juran menerbitkan edisi pertama dari bukunya ‘Quality Control Handbook’ yang merupakan kitab suci bagi gerakan kualitas di tahun 1951. Namun tidak mendapat perhatian dari pemerintah Amerika. Justru tanggapan serius datang dari Jepang, sehingga keduanya kemudian pindah ke Jepang, pada saat itu Jepang masih dikenal sebagai negara yang suka meniru dengan kualitas yang terlihat kasar. Karena pengaruh besar dari keduanya, maka Jepang melakukan perubahan besar-besaran akan kualitas produk yang dibuat oleh negara itu, sehingga pada akhirnya motor dan mesin fotokopi Jepang berhasil menembus pasar Amerika.

Juran sangat mempercayai bahwa kerugian yang terjadi dalam suatu perusahaan tidak disebabkan oleh banyak hal, melainkan oleh sesuatu ‘yang sedikit tapi vital’. Ia mengatakan ‘Sebenarnya kerugian selalu terdistribusikan sedemikian rupa sehingga persentasi kecil dari karakteristik kualitas selalu mengakibatkan persentase yang besar dari kerugian kualitas’.

Yang menarik dari buku ini, meskipun wacana yang diangkatnya dominan berkaitan mengenai paradigma yang seharusnya dimiliki oleh para pebisnis, namun Koch seakan tidak ingin mengabaikan bahwa ada satu esensi yang harus dimiliki oleh semua manusia dijagad raya, bahwa setiap manusia BERHAK BAHAGIA. Dan bahagia itu seringkali tertutupi oleh pikiran dan sikap kita yang salah, padahal sejatinya bahagia itu selalu dekat dengan kita, bahkan mengikuti kita kemanapun kita pergi.

Menjadi Bahagia dengan Prinsip 80/20

Menurut Koch ada 2 pokok pikiran untuk menjadi bahagia, yaitu :

1.Identifikasi momen yang paling membuat kita bahagia, dan perbanyak momen itu.

2.Identifikasi pula momen yang membuat kita tidak bahagia dan kurangi momen itu sebanyak mungkin.

Dalam dunia psikologis, ditemukan adanya manusia yang memiliki kecendrungan untuk lebih mudah berbahagia dibanding yang lainnya. Akan selalu ada orang yang melihat gelas dalam keadaan setengah penuh, dan sebagian lainnya melihatnya dalam keadaan setengah kosong. Para pakar kejiwaan manusia meyakini bahwa kebahagiaan ditentukan oleh banyak faktor, yang paling penting diantaranya yaitu faktor keturunan (latar belakang kehidupan keluarga), pendidikan/pengetahuan, dan pengalaman masa kecil. Namun setiap manusia diberi kemungkinan yang sama besar untuk mengubah kehidupan yang tidak menyenangkan yang dialaminya menjadi suatu kehidupan yang hebat dan bahagia.  Dan menurut Koch ini adalah resep-resepnya :

·Mengubah cara kita berpikir; tentang diri kita sendiri dan tentang kehidupan. Mulailah untuk memandang diri dan kehidupan yang terjadi dalam kacamata positif. Cara pandang positif selalu mampu memblokade berbagai peristiwa untuk merusak kehidupan manusia. Adakalanya manusia memang ditimpa kesulitan dan musibah, namun cara pandang positif akan mampu mencegah kondisi itu merusak kebahagian kita.

·Mengubah peristiwa yang mengisi hari-hari kita; yaitu dengan jalan menghindari sebisa mungkin situasi dan orang yang bisa merusak kebahagiaan kita. Mengisi hari dengan berbagai peristiwa yang menyenangkan akan selalu menghantarkan pada kebahagiaan. Begitu pula dengan bertemu orang-orang yang menyenangkan dan yang kita cintai selalu mampu memberi kita energi lebih. Sebagaimana yang diungkapkan John Cacioppo, psikolog dari Ohio State University ¨Hubungan terpenting dalam hidup anda, dengan orang-orang yang anda temui sehari-hari, adalah yang paling berpengaruh terhadap kesehatan anda. Semakin penting hubungan itu dalam hidup anda, semakin besar pengaruhnya terhadap kesehatan anda¨.

Karena manusia tidak pernah bisa terlepas dari profesi atau pekerjaan yang digelutinya, Richard Koch menyarankan agar setiap manusia memilih pekerjaan yang dicintainya, karena hal itu lebih mudah mengantarkannya pada kesuksesan. Koch juga memberi signal untuk tidak memasuki perusahaan yang salah, karena ia yakin tidak terlalu penting apa yang dengan kamu kerjakan, yang lebih penting adalah dengan siapa kamu bekerja. Penjelasan logisnya adalah, sebesar apapun usaha dan kerja keras kita mengabdi pada perusahaan yang salah, perusahaan itu tidak akan peduli untuk memberi imbal balik bagi pekerja dengan memberi kesejahteraan. Sedangkan perusahaan yang mengerti benar bahwa setiap pekerja selaku manusia itu memiliki hak atas kesejahteraan, dengan sendirinya akan mengupayakan kesejahteraan bagi pekerjanya. Itulah sebabnya, di dunia ini ada perusahaan yang menjadi rebutan bagi begitu banyak pekerja, karena siapapun yang bisa bekerja di perusahaan tersebut akan secara otomatis memperoleh kesejahteraan. Misalnya saja google, perusahaan ini disebut-sebut sebagai salah satu perusahaan yang paling diminati banyak orang karena gaji besar yang diberikan dan suasana kerja yang menyenangkan.

Koch juga mengajak pembacanya untuk melakukan berbagai kegiatan yang bisa membuat manusia bahagia. Pertama : olahraga, olahraga membantu manusia melepaskan endorfin, yaitu antidepresan alami yang sifatnya sama dengan antidepresan kimia. Begitu pentingnya olahraga, bahkan jika diantara sela waktu kerja masih ada kesempatan berolahraga, ia menyarankan kita untuk melakukannya. Dan konon katanya, di kantor google, banyak tersedia fasilitas olahraga bagi para pekerjanya. Kedua, stimulasi mental, jalan yang bisa ditempuh diantaranya yaitu dengan membaca, menonton tayangan televisi yang dapat menstimulasi mental, atau menulis artikel. Ketiga, stimulasi spiritual, dengan cara beribadah dan berdoa, membaca puisi, melihat matahari terbit atau tenggelam, meditasi dan sebagainya. Keempat, melakukan perbuatan baik, esensinya yaitu setiap perbuatan baik selalu akan membahagiakan bagi pelakunya. Kelima, Menghabiskan waktu senggang bersama teman, meski hanya untuk minum kopi, jalan-jalan, atau bercanda. Keenam, bersenang-senang, tulislah daftar kesenangan yang harus selalu di lakukan atau yang ingin dilakukan suatu hari nanti, dan wujudkan. Dan yang terakhir, ketujuh, beri selamat kepada diri sendiri, karena kita begitu berharga dan kita berhak memberi penghargaan pada diri kita sendiri.

Itulah beberapa resep yang di ulas Richard Koch dalam bukunya ¨The 80/20 Princinple¨. Saya begitu berkeinginan untuk mengulasnya, karena buku ini adalah maskawin yang saya berikan pada saat menikah dulu. Paling tidak ini untuk mengingatkan pada diri pribadi akan hal-hal penting yang bisa membawa pernikahan pada sebuah kebahagiaan. Spesial saya berikan untuk sang pendamping hidup, sahabat sejati yang selalu ada dihati ###

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun