Mohon tunggu...
Ahmad Shohib Muttaqin
Ahmad Shohib Muttaqin Mohon Tunggu... -

Berbagi Informasi dan Pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keindahan Hidup Seorang Tukang Es

10 April 2012   20:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat bulan mulai menghilang engkau terbangun dengan tak ada rasa malas sedikitpun, kala itu radio yang tiap malam menemanimu kau matikan. Satu persatu tugas wajibmu kau kerjakan, memasak gula, jelly dll. yang kau perlukan di tempatmu usaha. Saat mentari mulai menampakkan sinarnya, dengan gagahnya kau berjalan menuju tempat yang menghidupi kau dan keluargamu tanpa rasa malas sedikitpun, yang kau tampakan sesampainya di kantin sekolah. Seribu kerjaan sudah menunggu tangan lembutmu. Satu, dua, tiga, empat sampai semuanya rapi engkau pun duduk sendiri, melamun menjalankan semua taqdir Tuhan dengan ikhlas, mudanya usiamu tak mengurangi semangatmu, dan pada saatnya, saat yang di tunggu datang juga.




Bang, Bang, Bang... es semangka Bang. Itulah suara tiap hari yang kau dengar, dengan sabar kau kumpulkan uang rupiah seribu demi seribu, tak banyak juga yang tega tidak membayar es mu, tapi dengan tenang kau jawab biarlah Allah Swt. yang akan menggantinya. Aku salut dengan semua apa yang ada pada kehidupanmu, saat mentari mulai menyengatkan sinarnya kau jalankan apa yang menjadi perintah Tuhanmu, sepatah katapun tak pernah ku dengar keluh kesahmu hingga saat mentari mulai terbenam kau pulang dengan tubuh yang dipenuhi keringat, mata yang sayu, langkah yang tak mulai tegak lagi, kau beli semua kebutuhanmu sendiri semuanya, hingga malam mulai menyapa dengan santai kau hisap sebatang kretek sambil memandangi layar berkaca larut malam, kau pun mulai merebahkan badanmu, kau pun terlelap, saat mimpi indahmu mulai menghilang kau terbangun lagi, sungguh indah sekali hidupmu, oh… tukang es.

(NB: Tulisan my brother Ahmad Nur Rohim).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun