Mohon tunggu...
Senyum Sahabat
Senyum Sahabat Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BAHAGIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN HARTA DENGAN SEDEKAH,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Andaikata

2 Februari 2015   18:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti yang telah biasa dilakukan oleh Rasulullah ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia, Rasulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulang, disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Rasulullah berkata, "Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya ?"

Istrinya menjawab, "Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal"

"Apa yang di katakannya ?"

"Saya tidak tahu, ya Rasulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Hanya saja, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong".

"Bagaimana bunyinya ?" desak Rasulullah.

Istri yang setia itu menjawab,"Suami saya mengatakan : 'Andaikata lebih panjang lagi....andaikata yang masih baru....andaikata semuanya....' hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai ?"

Rasulullah tersenyum, "Sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru," ujarnya.

Kisahnya begini, pada suatu hari ia sedang bergegas pergi ke Masjid hendak melaksanakan shalat jum'at. Ditengah jalan, ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di Masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas terakhirnya, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata "Andaikan lebih panjang lagi". Maksudnya, andaikata jalan ke Masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanyalebih besar pula.

"Ucapan lainnya, ya Rasulullah ?" tanya sang istri mulai tertarik

Nabi menjawab, "Adapun ucapannya yang kedua, yaitu tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke Masjid pagi-pagi, sedangkan saat itu cuaca sangat dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, dan kemudian diberikannya kepada lelaki tersebut. Sedangkan mantelnya yang baru itu dipakainya sendiri. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, 'Coba andaikan yang kuberikan kepadanya adalah mantelku yang baru dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi". Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun