Malam itu sekitar pukul 08:00 disela-sela gulita yang hampir menyambutku. tiba-tiba kaki ini yang tidak bisa diam ingin memulai langkahya dan memacu keinginannya untuk mengitari kota jogja yang tak habis-habis akan seninya dan keistimewaanya. Setelah beranjak dari kasur yang cukup empuk di sebuah kamar kos yang lumayan lebar. Hatiku binggung agenda apalagi yang ingin saya lakukan dikota pelajar ini. Rasa lelah sudah menyelimuti dan moment-moment terbaik selama saya disini sudah saya lakukan. Tiba-tiba di dalam pikiran saya terselip sebuah pikiran konyol yang awal mulanya hanya sebuah imajinasi gila yang memikirkan wanita jogja. lalu imajinasi tersebut terwujudkan ketika teman saya masukke kamar saya dan mengajak saya ketempat yang belum saya kunjungi selama di jogja, tempat tersebut memang cukup familliar di jogja, katanya. Tempat tersebut adalah Malioboro satu icon jogja yang paling terkenal dan penuh kerumunan orang dan bermacam-macam souvenir khas jogja di jual disana. Yang lain yang tidak kalah serunya adalah wanita-wanita jogja yang menghiasi malam saya dengan penuh kegembiraan dan semangat, yang membuat saya ingin terus berlama-lama disini. Memang pada saat saya jalan-jalan di nol kilometer banyak orang yang mengabadikan sesuwatu,bermesraan,canda-gurau,berjualan,nongkrong dan yang tidak kalah serunya yang saya lihat disana ada yang sekedar mencari sensasi seperti kesenian mencuci mata atau lihat-lihat wanita-wanita jogja yang tidak kalah cantiknya dengan kota-kota besar lainya. Lalu saya kemudian bertanya dan mendengarkan kepada salah seorang sesepuh yang menghampiri saya waktu saya menikmati kopi dan satu batang tembakau isap. Menurut para sesepuh ini memang jogja itu selain dikenal dengan kesultanannya dan keisitimewaan budayanya. Jogja juga memiliki wanita-wanita yang istimewa pula. Mengapa bisa seperti itu konon ceritanya para wanita jogja masih memiliki ikatan dengan putri sultan, makanya itu kecantikannya menurun katanya.... wah pantesan anak sultan cantik banget ya.setelah itu, saya dan seorang teman yang cukup karib dengan saya mengakhiri perjalanan ini dengan rasa bahagia setelah mendapat berbagai informasi tentang wanita jogja. Dan gulita kembali mengajak saya untuk pulang dan kapuk-kapuk empuk dikamar saya sudah mulai berteriak memanggil saya untuk kembali. Dan Tunggu lagi cerita saya tentang jogja yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H