Vaksin Poliomyelitis - Latar Belakang Penyakit Poliomyelitis
Penyakit polio telah dikenal sejak zaman dahulu kala, ini bsa kita lihat dari ukiran yang ditemukan dalam dinding piramid tua Mesir Kuno, yang menggambarkan seorang anak muda yang menyender pada tongkat dengan salah satu kakinya yang mengalami atrofi penciutan otot tungkai kakinya. [caption id="attachment_559" align="aligncenter" width="176" caption="Penyakit poliomyelitis zaman Mesir KunoSource:wikipedia.org"] [/caption] Virus penyebab penyakit polio menyerang setiap anak manusia tidak pandang bulu dan derajat sosial ekonominya. Dizaman modern ini, salah satu tokoh dunia yang banyak berperan dalam sejarah Perang Dunia II, yang juga menjadi korban virus polio ini adalah Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt [caption id="attachment_560" align="aligncenter" width="222" caption="Presiden Franklin Roosevelt dari Amerika Serikat yang juga menderita penyakit poliomyelitisSource: ingredientesdelavida.blogspot"]
- 30 % akan sembuh total
- 30 % akan menderita cacat kelumpuhan derajat ringan
- 30 % akan menderita cacat kelumpuhan tingkat sedang hingga berat
- 10 % akan meninggal akibat kelumpuhan otot pernafasan selain kelumpuhan otot tungkai anggota gerak kaki.
- (Source: L'interactif,Handicap International, June 1998)
Penyakit poliomyelitis telah merebak keseluruh dunia dengan segala beban ekonomi dan beban finansial yang tidak ringan bagi negara dan masyarakat yang anggota keluarganya telah menjadi korban penyakit polio ini.
Global Polio Eradication Initiative (GPEI) World Health Organization
Sehingga pada tahun 1988, saat diadakan Pertemuan Tahunan Badan Kesehatan Dunia yang ke 41, yang dihadiri delegasi 166 negara, Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencanangkan perang melawan penykait polio diseluruh dunia dan bertekad membuat dunia benar-benar bebas dari penyakit poliomyelitis pada tahun 2000. (catatan: tenggang waktu tahun 2000 telah terlampaui karena banyaknya kendala dan hambatan nasional dan internasional dalam masalah pemberantasan virus dan penyakit polio diseluruh dunia) Sejak itu berbagai usaha telah dilakukan dengan sangat intensif oleh semua negara anggota PBB dan WHO, misalnya dengan National Immunisation Days, Pekan Imunisasi Nasional Polio/PIN Polio, dan semua program kesehatan masyarakat untuk mencakup seluruh lapisan masyarakat dengan vaksin polio oral yang diteteskan bagi semua bayi dan anak. Imunisasi polio dilakukan sejak bayi lahir dirumah sakit atau klinik, yaitu pada saat sebelum bayi dan ibu dipulang kerumah masing-masing. Kemudian masih diberikan dosis berikutnya pada waktu berusia 2, 4 , 6 bulan dan dosis penguat atau dosis booster pada saat berusia diatas 1 1/2 tahun, 5 tahun dan 15 tahun. Infeksi virus polio telah terjadi dimana-mana, namun dengan Program Eradikasi Polio WHO, banyak begain dunia telah dinyatakan bebas penyakit poliomyelitis, misalnya di Amerika, Eropah dan sebagian dari negara di Asia Pasifik, seperti Australia, New Zealand. Sayangnya hingga saat ini masih ada 4 negara yang dinyatakan sebagai daerah atau negara dengan penyakit polio endemik, yaitu di Nigeria di benua Afrika, Afganistan yang sedang dilanda konflik bersenjata, India dan Pakistan yang semuanya ada di benua Asia. Dari ke-empat negara tersebut, maka virus polio secara konsisten dan terus menerus menyebar ke negara tetangga bahkan antar benua, sehingga menciptakan bahaya dan kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa poliomyelitis dinegara lain, misalnya yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2005. Selama masih ada negara atau daerah yang menjadi endemik penyakit poliomyelitis, maka status negara yang bebas polio pun selalu menjadi terancam, karena selalu ada kemungkinan virus polio ini akan sampai dinegara bebas polio tersebut sehingga menimbulkan Kejadian Luar Biasa penyakit polio. Sebetulnya Indonesia telah bebas dari penyakit polio sekitar hampir 10 tahun lamanya, hingga tahun 2005, kita dikejutkan dengan kejadian luar biasa polio di desa Cidahu di Sukabumi, dan semenjak itu, kita disibukkan dengan berbagai program vaksinasi dan imunisasi polio untuk anak-anak dan bayi Indonesia, yang tampaknya mulai membuahkan hasil nyata dengan terkendalinya penyebaran kasus penyakit polio keluar dari daerah desa Cidahu Sukabumi sehingga tidak meluas jauh kedaerah lain. Sampai sekarang ini, sudah lebih 3 tahun kita sudah tidak menemukan kasus baru penyakit polio di Indonesia. Dari penelitian sumber asal dan jenis virus polio yang menular di desa Cidahu, ternyata itu adalah virus polio type 1, yang berasal dari Nigeria yang terbawa oleh jemaah haji dan terbawa terus ke Indonesia.
Perkembangan Usaha Pemberantasan Penyakit Polio Dunia
Pada tahun 1988 saat dicanangkan Tahun 2000 Dunia Bebas Penyakit Polio oleh WHO, maka jumlah kasus polio yang resmi tercatat diseluruh dunia adalah sejumlah 350.000 kasus pertahun, dan jumlah ini terus menurun secara drastis, hingga mencapai 99% saat ini, semua ini berkat usaha imunisasi dengan vaksin anti polio, yang dengan giat dan gencar dilakaukan oleh semua negara anggota PBB dan WHO. Namun gambaran aneh yang dilihat oleh para ahli epidemiologi penyakit poliomyelitis ini, yaitu jumlah kasus baru penyakit polio ini masih tetap ditemukan dibeberapa negara didunia, terutama dinegara-negara berkembang dan letak geografisnya di daerah tropis dan subtropis, jumlah kasus polio baru yang ditemukan turun dan naik dari tahun ke tahun (efek yoyo), namun tidak pernah hilang secara keseluruhan seperti dinegara industri dan negara maju lainnya. Misalnya di India, meskipun gerakan imunisasi polio telah dilakaukan lebih dari 10 kali didaerah Bihar dan Uttar Pradesh, namun kasus baru penyakit polio masih saja ditemukan setiap tahunnya. Dari penelitian lebih lanjut, para ahli menyimpulkan beberapa temuan sebagai berikut :
- Effektifitas vaksin OPV berkurang disuhu udara tropis dan sub-tropis
- Terjadinya mutasi virus vaksin yang dilemahkan menjadi virus polio yang virulen (wild type) sehingga terjadi kasus VAPP dan VDPV
- Keraguan akan mutu vaksin polio oral ini
Hal hal diatas menimbulkan perbedaan angka serokonversi terhadap vaksin polio yang dipakai dinegara industri atau negara maju dengan negara berkembang. Didapatkan angka serokonversi yang hampir 100 % untuk tiga serotipe virus polio didalam vaksin polio dinegara industri atau negara maju dengan hanya antara 70 -90% dinegara berkembang.
Apa yg Harus Kita Perbuat Terhadap Penyakit Poliomyelitis ?
Seperti yang telah kita kemukakan tadi bahwa hingga detik ini tidak ada pengobatan untuk penyakit polio, para korban polio hanya diberikan pengobatan suportif dan simtomatik atas gejalah penyakit yang timbul selama menderita sakit, dan bila telah terjadi cacat fisik seperti kelumpuhan otot tungkai, maka diberikan penyanggah tungkai untuk membantu pergerakan saja. Dan hingga saat ini, cara yang paling ampuh dan efektif adalah dengan memberikan imunisasi vaksinasi anti polio bagi yang belum terinfeksi dan menjadi korban penyakit polio ini. Jenis-jenis Vaksin Anti Polio yang Kita Pakai Saat Ini:
Vaksin Polio Oral (OPV)
[caption id="attachment_558" align="aligncenter" width="194" caption="Dr. Albert SabinSource: sciencephoto.com"]
Rasanya sudah tidak bisa kita terima begitu banyak kasus VAPP akibat vaksin polio oral yang terjadi setiap tahun diseleruh dunia, bahkan melebihi jumlah kasus lumpuh yang disebabkan oleh virus polio itu sendiri.
Adanya kejadian VAPP dan VDPV menjadi sebab kendala pemakaian vaksin OPV ini secara meluas dan juga setelah kasus polio telah terkendali, terutama dengan kejadian VDPV, hal ini akan mengakibatakan :
- Pencemaran alam dan lingkungan dengan virus polio asal vaksin OPV, yang mempunyai potensi berubah menjadi virus polio ganas kembali, sehingga menimbulkan Kejadian Luar Biasa polio pada daerah yang sebelumnya telah berhasil mengendalikan kasus polio lokanya.
- Menurut data statistik dan data epidemiologi penyakit polio, dikenal siklus empat tahunan, dimana setiap empat tahun sekali akan terjadi ledakan kasus baru penyakit polio didaerah tersebut yang sebelumnya telah berhasil mengendalikan penyebaran penyakit polio ini.
- Konsekuensi yang lebih serius dan luas adalah selama kita tetap menggunakan vaksin OPV dengan virus hidup yang dilemahkan, maka selama itu pula kita tidak mungkin bebas dari virus polio dan penyakit polio, maka tekad WHO pada tahun 2000 Dunia bebas dari penyakit polio akan menjadi slogan kosong belaka
- Vaksin polio hidup OPV ini adalah kontra-indikasi untuk orang atau anak yang sedang sakit berat, sedang diare dan muntah, anak dengan gangguan sistim kekebalan tubuh, misalnya sedang mendapat pengobatan kortokosteroid, mendapat pengobatan khemotherapi, menderita HIV AIDs dan wanita hamil
Inactivated Polio Vaccine (IPV)
[caption id="attachment_556" align="aligncenter" width="182" caption="Dr. Jonas SalkSource: salk.edu"]
- Vaksin IPV ini tidak mempunyai potensi emncemarkan alam dan lingkungan hidup manusia
- Karena dari virus yang telah dimatikan, tidak ada proses replikasi dalam tubuh, sehingga juga tidak ada efek mutasi genetik dimana virus polio yang telah dilemahkan menjadi virus ganas kembali seperti halnya vaksin OPV
- Sehingga tidak akan ada lagi cerita terjadinya kasus polio baru karena VAPP dan VDPV
- Vaksin polio IPV ini dapat diberikan pada anak dan orang dengan kondisi sistim pertahanan tubuh yang terganggu misalnya sedang mendapatkan pengobatan khemotherapi, kortikosteroid, menderita HIV AIDs atau sakit berat lainnya
- Hanya dengan pemakaian vaksin polio IPV ini bisa kita mencapai Dunia Bebas Penyakit Polio, seperti yang dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO pada tahun 1988 yang lalu
- Sehingga saat ini dianggap bahwa vaksin IPV adalah vaksin yang ideal dan pilihan terbaik untuk melawan dan membasmi virus plus penyakit poliomyelitis dari muka bumi.
- Vaksin polio IPV terdapat dalam bentuk vaksin mono-valent hanya berisi vaksin polio saja atau juga poly-valent atau vaksin kombinasi bersama vaksin DTP, vaksin Hepatitis B, Hib atau Hemophilus influenza type B vaksin (lihat Macam dan Jenis Vaksin - www.selukbelukvaksin.com)
Kesimpulan :
Dengan banyaknya kejadian luar biasa penyakit poliomyelitis karena VDPV ini, telah mengubah gambaran positif vaksin polio oral / OPV yang pada awalnya diharapkan bisa menimbulkan vaksinasi alamiah untuk orang sekitar penerima vaksin oral polio, namun sekarang telah disadari bahwa vaksin oral polio ini malahan menjadi ancaman dan hambatan bila kita ingin mengeliminasi dan melenyapkan virus dan penyakit polio dari muka bumi seperti program WHO. Diharapkan dengan pemakaian vaksin anti polio yang tepat, dalam hal ini vaksin polio IPV yang virusnya telah dimatikan, maka dimasa depan, tidak ada lagi bayi dan anak yang menjadi lumpuh karena virus polio liar atau mengalami kelumpuhan akibat kejadian VAPP ataupun VDPV dari vaksin anti polio yang dipakai. Referensi: - Vaccines, 5th edition, Plotkin Orenstein and Offit - Sanofi Pasteur - Adacel™ and Adacel Polio™ Booster Vaccine - Scientific  Meeting Report Note: Bagi yang berminat mengetahui lebih banyak tentang Vaksin dan masalah Vaksinasi / Imunisasi, silahkan berkunjung ke site www.selukbelukvaksin.com